Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet Kerja Jilid II

Jokowi menekankan agar para menteri baru bekerja lebih cepat, efektif, dan solid, sehingga bisa memberikan hasil nyata dalam waktu cepat.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Jul 2016, 12:14 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 12:14 WIB
20160721- Presiden Jokowi Jelaskan Manfaat Tax Amnesty di Istana- Faizal Fanani
Presiden Joko Widodo saat wawancara khusus dengan SCTV di Long Room Istana, Jakarta, Rabu (20/7). Menurut Jokowi adanya Tax Amnesty bisa membuat Rupiah menguat terhadap Dolar Amerika. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi telah mengumumkan susunan Kabinet Kerja yang baru. Terhitung ada 12 menteri yang di-reshuffle (rombak). Dari jumlah itu, sebagian digeser posisinya, sebagian lagi mereka yang baru menjabat menteri di pemerintahan Jokowi-JK.

Selain mengumumkan nama-nama menteri barunya, Presiden Jokowi yang didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sekaligus memperkenalkan mereka. Menurut Jokowi, reshuffle kabinet jilid dua ini dilakukan untuk mempercepat penanganan masalah ekonomi dan kesenjangan wilayah.

"Inilah masalah yang harus kita percepat penyelesaiannya. Kita harus memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi ekonomi dunia yang melambat, sekaligus penuh persaingan dan kompetisi," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan, reshuffle kabinet demi membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk rakyat.

"Saya menyadari tantangan terus berubah dan membutuhkan kecepatan kita dalam bertindak memutuskan. Kita harus bertindak langsung dirasakan rakyat dalam jangka pendek, menengah, dan panjang," kata Jokowi.

Dia menekankan agar para menteri baru ini bekerja lebih cepat, efektif, dan solid, sehingga bisa memberikan hasil nyata dalam waktu cepat.

"Saya tekankan semangat kabinet kerja untuk penguatan pemerintah. Kabinet bekerja cepat untuk rakyat, memberi manfaat nyata dan dirasakan oleh rakyat," tandas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya