6 Kisah Gloria, Paskibraka yang Gagal Kibarkan Bendera di Istana

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berniat menjadikan Gloria Hamel sebagai duta Menpora.

oleh Ahmad Romadoni Muslim ARAdy Anugrahadi diperbarui 16 Agu 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2016, 20:01 WIB
Paskibraka - Gloria Natapradja Hamel
Gloria Natapradja Hamel, Calon Paskibraka Perwakilan Jawa Barat, Sempat Menemukan Kendala Lantara Ia Memiliki Dua Kewarganegaraan. Namun Ia Membutikan Bahwa Mampu dan Berhasil Lolos Seleksi Paskibraka Tingkat Nasional

Liputan6.com, Jakarta - Nama Gloria Natapradja Hamel tengah menjadi sorotan. Gadis itu dicoret dari daftar anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Hari Kemerdekaan RI ke 71 besok di Istana Merdeka.

Bukan karena melakukan kesalahan. Namun Gloria tersandung masalah kewarganegaraan. Dia telah memegang paspor Prancis.

Gadis blasteran Prancis-Indonesia telah melewati proses seleksi dan latihan ketat sejak dari tingkat kabupaten/kota. Gloria bahkan berhasil masuk ke dalam 68 peserta Paskibraka Nasional mewakili Provinsi Jawa Barat.

Namun, pada detik-detik terakhir akan menunaikan tugas dalam upacara HUT ke-71 RI di Istana Kepresidenan, langkah Gloria kandas.

Berikut kisah di balik kegagalan Gloria mengibarkan Bendera Merah Putih yang dirangkum Liputan6.com, Selasa (16/8/2016):


1. Paspor Prancis

Dalam hukum Indonesia, sebelum menginjak usia 18 tahun, seorang anak yang memiliki ayah dan ibu dengan kewarganegaraan berbeda diberi kebebasan untuk memilih status kewarganegaraan yang ingin diikutinya. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Gloria. Sebab, gadis kelahiran Jakarta 1 Januari 2000 ini, oleh kedua orangtuanya sudah ditentukan untuk berkewarganegaraan Prancis.

Kepastian kewarganegaraan Gloria Natapradja Hamel telah disebutkan dalam surat Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU bernomor AHU.4.AH.10.01-123 bertanggal 15 Agustus 2016 di mana disebutkan, Gloria mempunyai paspor Prancis Nomor 14AA66042 yang berlaku sejak 20 Februari 2014 sampai 19 Februari 2019, dan memegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D21JE0099-Q, yang berlaku sampai 18 Juli 2021.

Surat yang ditandatangani Dirjen Administrasi Hukum Umum Direktur Tata Negara Tehna Bana Sitepu, dengan tembusan Dirjen Administrasi Hukum Umum dan Direktur Izin Tinggal Keimigrasian (Ditjen Imigrasi) itu juga memaparkan, Gloria tidak pernah didaftarkan oleh orangtua/walinya untuk memperoleh kewarganegaraan RI kepada Menteri berdasarkan Pasal 41 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI.

Dengan surat resmi ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan anggota Paskribaka asal Jawa Barat Gloria Natapradja Hamel tidak diperbolehkan mengibarkan bendera pusaka di Istana Merdeka.

"(Gloria) hanya punya paspor Prancis dan punya surat izin tinggal di Indonesia sampai 2021, dari persoalan surat tidak bisa ikut (mengibarkan bendera di Istana)," tutur Menpora Imam Nahrawi, Selasa (16/8/2016).

Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen TNI Yoshua Pangdip Sembiring mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini. Setiap warga yang sudah memiliki paspor negara lain, otomatis bukan warga negara Indonesia. Di sisi lain, syarat utama Paskribaka adalah harus berstatus WNI.

Berhati Indonesia

Paskibraka - Gloria Natapradja Hamel
Gloria Natapradja Hamel tidak stres. Kondisi badannya baik-baik meski sedang menunggu kepastian maju sebagai Paskibraka atau tidak.

2. Hati Tetap Orang Indonesia

Meski terpukul dengan keputusan pencoretan namanya dari daftar peserta Paskribaka pada 17 Agustus 2016 besok, Gloria mengaku kecintaan dia terhadap Indonesia tak akan pernah luntur.

Menurut anak dari pasangan Didier Andre Aguste Hamel dan Ira Hartini ini, Indonesia adalah negara yang besar karena keragaman budaya di dalamnya.

"Indonesia itu besar sekali. Indonesia memiliki kultur yang tidak dimiliki negara lain. Setiap provinsi saja bahasanya sudah berbeda-beda, itu sebuah estetika yang tidak akan mungkin bisa didapat di Prancis," kata Gloria, Senin 15 Agustus 2016.

Acih Nurhayati, pengasuh Gloria Natapradja Hamel tak menyangka anak yang diasuhnya sejak duduk di bangku SD itu digugurkan menjadi anggota Paskribaka. Anak asuhnya itu sempat mengutarakan kekecewaannya tak jadi mewakili Jawa Barat melalui status BlackBerry Messenger (BBM).

Perempuan 16 tahun ini berkata, ia selama ini telah berbuat banyak untuk mendapatkan pengakuan sebagai WNI. "Kalau memang seperti itu, tidak apa-apa. Yang penting Tuhan tahu, di hati saya ini warga Indonesia," ujar Gloria.

3. Mencoba Tegar dan Pasrah

Gloria kaget mendengar kabar dia tak bisa ikut mengibarkan bendera Merah Putih. Hari itu, Sabtu 13 Agustus 2016, Gloria disuruh turun dari bus dan mendapat pesan untuk menyelesaikan suatu masalah yaitu paspor Prancis miliknya tersebut.

"Saat itu saya hanya kaget, dan bingung mau ngomong apa," kata Gloria.

Tak mau terus larut dalam kesedihan, Gloria mencoba untuk menerima kenyataan yang ada. Sebagai anak yang tumbuh besar di Indonesia, ia mencoba untuk menghargai keputusan hukum yang sudah diberikan kepadanya.

Sembari menunggu keputusan resmi, pihak Kemenpora sempat mengajak gadis ayu kelahiran 1 Januari 2000 ini untuk menginap di salah satu hotel yang terletak tak jauh dari Istana Merdeka. Pikir Gloria, pertemuan ini bisa mengobati rasa rindunya kepada teman-temannya yang sudah "pindah tempat" ke Istana Merdeka.

Bahkan, perempuan peserta Paskibraka asal Jawa Barat ini tak ingin menunjukkan kesedihan yang tengah ia alami di hadapan seluruh teman-temannya. "Karena kalau teman-teman lihat aku sedih, langsung breakdown," Gloria menceritakan.

Hadir di Istana

Menpora Imam Nahrawi
Menpora Imam Nahrawi mengingatkan agar KLB PSSI berjalan sesuai arahan FIFA. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

4. Tetap Jadi Keluarga Paskibraka
 
Meski tak bisa mengibarkan Bendera Merah Putih di Istana Merdeka selayaknya 67 rekan lainnya, Gloria Natapradja Hamel tetap diperbolehkan hadir di Istana untuk mengikuti upacara detik-detik kemerdekaan.

"Saya kira tidak ada kesempatan buat dia di Istana, tidak berbaris. Kalau hadir pasti sebagai undangan dan keluarga besar Paskibraka," ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Imam mengatakan, paspor Prancis Gloria mau tak mau menjadi batu penghalang bagi kontingen asal Jawa Barat ini untuk bisa masuk ke dalam barisan dan mengibarkan bendera Merah Putih di Istana Merdeka. Padahal, sejujurnya, Imam berkeinginan sebaliknya. Terlebih, setelah melihat semangat membara dari Gloria selama proses latihan.

"Kalau saya pribadi ingin Gloria masuk. Dilihat dari semangatnya, Gloria luar biasa," ujar Politikus PKB itu.

Meski tak bisa ikut mengibarkan bendera pusaka, Gloria masih diizinkan untuk ikut dalam rangkaian kegiatan Paskibraka. Sebab, tugas Paskibraka tidak hanya selesai setelah pengibaran dan penurunan bendera pusaka.

 



Gloria Natapradja Hamel datangi Kemenpora (Liputan6.com/Muslim AR)

5. Jadi Duta Kemenpora

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berniat menjadikan Gloria sebagai duta Menpora. Sosoknya yang cerdas dan tangguh dapat dijadikan contoh bagi para pemuda lainnya.

"Ke depan akan jadikan Gloria sebagai salah satu duta di Kemenpora," kata Imam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Sikap tegar Gloria dinilai bisa menjadi tauladan bagi para pemuda. Hal itu pula yang dirasakan Imam saat bertemu dengan Gloria.

Imam sempat mampir di asrama tempat para Paskibraka berlatih selama satu bulan penuh. Gloria terlihat tabah dan tidak putus asa dalam menghadapi permasalahan ini.

Petisi untuk Gloria

Gloria
Ratusan siswa SMA Islam Dian Didaktika, Cinere, Depok, menggalang pendatangan petisi agar Gloria dapat kembali masuk dalam tim Paskibraka Nasional. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

6. Teman Sekolah Galang Petisi

Keputusan pencoretan Gloria sebagai anggota Paskibraka membuat ratusan siswa SMA Islam Dian Didaktika, Cinere, Depok, --sekolah asal Gloria-- menggalang penandatanganan petisi agar Gloria dapat kembali masuk dalam tim Paskibraka Nasional.

Bertempat di lapangan sekolah, murid-murid membentangkan berbagai tulisan yang berisi dukungan terhadap Gloria. Bahkan yel-yel dilontarkan siswa bahwa Gloria merupakan bangsa Indonesia.

"Gloria siapa yang punya? Gloria siapa yang punya? Yang punya kita semua," sorak ribuan siswa, Selasa (16/8/2016).

Kepala Sekolah SMA Islam Dian Didaktika, Ahmad Toha mengatakan, pihak sekolah masih berusaha agar murid yang bernama Gloria Natapradja Hamel bisa diizinkan menjadi pengibar bendera di upacara HUT ke-71 RI pada 17 Agustus nanti. (Winda Prisilia)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya