TNI AU: Penganiayaan Jurnalis di Medan Akibat Salah Paham

TNI AU siap bertanggung jawab atas insiden tersebut.

oleh Muslim AR diperbarui 17 Agu 2016, 03:07 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2016, 03:07 WIB
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan

Liputan6.com, Jakarta - TNI AU menduga para jurnalis yang diduga mengalami penganiayaan saat meliput bentrokan antara warga dengan TNI AU di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara, Senin lalu 15 Agustus 2016, akibat kelalaian awak media itu sendiri.

Panglima Komando Operasi AU I Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna mengatakan, jurnalis yang diduga dianiaya prajurit TNI, hanya akibat kesalahpahaman. Jurnalis tersebut diduga tak menggunakan seragam dan memakai identitas dengan jelas.

Karena, sebelum dan saat demo berlangsung, lanjut Yuyu, mereka sudah dikumpulkan dan dikoordinir Kepala Penerangan Lanud Suwondo untuk meliput dengan aman.

"Namun ada satu orang wartawan yang tidak menggunakan pakaian dan ID card-nya, juga tidak jelas terlihat. Sehingga menjadi korban dan terluka," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Yuyu membantah jurnalis yang mengalami penganiayaan menderita patah tulang dan luka parah. Setelah kejadian, para awak media tersebut langsung dibawa ke rumah sakit dan sudah dilakukan penanganan.

"Selain itu informasi yang beredar ada dua wartawan yang terluka, tapi kita hanya menemukan satu orang saja," jelas dia.

Meski begitu, Yuyu tetap meminta maaf kepada para jurnalis yang menjadi dugaan korban penganiayaan yang dilakukan jajarannya. Ia berjanji peristiwa serupa tidak akan terjadi kemudian hari.

"Saya mohon maaf apabila ada wartawan yang cedera. Saya yakin ke depan tidak akan ulangi lagi hal tersebut," ujar dia.

Sanksi Tegas

Yuyu menyebutkan pihaknya siap bertanggung jawab atas insiden tersebut. Sementara, jajaran yang terlibat penganiayaan tersebut akan diberi sanksi tegas.

"Kami tanggung jawab untuk itu," janji dia.

Yuyu juga membantah adanya kamera dan dompet milik jurnalis yang dirampas anggotanya saat kejadian.

"Bukan dirampas, tapi karena ricuh dan tidak pakai atribut, mungkin jatuh dan belum ditemukan. Dan kami perintahkan untuk mencarinya," ujar dia.

Warga Sari Rejo memblokir jalan yang berujung bentrokan antara warga dengan prajurit TNI AU di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, 15 Agustus 2016.

Bentrokan ini menyusul ‎sengketa lahan antara kedua belah pihak. Warga membakar ban bekas di tengah jalan dan membuat pagar betis, sehingga jalan tersebut tidak bisa dilalui.‎

Prajurit TNI AU juga berada di lokasi, menjaga aksi warga agar tidak mendekat ke markas mereka. Saat bertugas meliput kejadian itu, dua jurnalis diduga menjadi korban penganiayaan prajurit TNI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya