Bogor Jadi Kota Termacet Kedua di Dunia, Razia Angkot Digalakkan

Dari 3.412 angkot di Kota Bogor, hampir separuhnya tidak melakukan uji KIR dan sebagian besar sopir tidak memiliki SIM A umum.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 27 Sep 2016, 22:18 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 22:18 WIB
Demo Angkot Bogor
Sejumlah angkot dari berbagai trayek di Kota Bogor berdemonstrasi menolak sistem satu arah kawasan Kebin Raya (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mulai rajin merazia angkutan kota (angkot), menyusul dinobatkannya kota ini sebagai kota berkendara terburuk kedua di dunia versi navigasi Waze.

Hampir setiap hari petugas gabungan terdiri Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan, kepolisian dan TNI merazia kelengkapan surat-surat kendaraan.

"Kemacetan itu banyak faktornya, salah satu penyebabnya sopir angkot yang tidak tertib. Semua ada aturannya," ujar Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di sela razia angkot, Selasa (27/9/2016).

Dia menjelaskan, dari 3.412 angkot di Kota Bogor, hampir separuhnya tidak melakukan uji KIR dan sebagian besar sopir tidak memiliki SIM A umum. Bahkan ada juga angkot yang dikemudikan oleh anak di bawah umur.

"Tadi saja ada 11 angkot tidak ada surat-suratnya dan 22 sopir tidak punya SIM. Mulai hari ini akan diperketat," tegas Bima.

Menurut dia, hal itu terjadi karena ada pembiaran, sehingga mereka bebas beroperasi. "Angkot yang tidak layak saja masih dioperasikan," pungkas Bima.

Sementara itu, Kepala DLLAJ Kota Bogor Rahkmawati mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran bagi para pemilik angkot agar mau melakukan uji KIR memang masih sulit. Namun upaya ke depan pihaknya akan memperketat fungsi pengawasan dan penindakan terhadap angkot-angkot yang malas uji KIR.

"Untuk membina ini yang agak sulit, padahal buat kenyamanan usaha mereka. Langkah terakhir memang harus ditindak dan diarahkan untuk uji KIR," papar Rahkmawati.

Sementara itu, Rachmadi salah satu sopir angkot mengaku sangat keberatan jika angkot dituding menjadi penyebab utama kemacetan di Kota Hujan. Padahal, penyempitan jalan oleh proyek pedestrian dan keberadaan PKL juga menjadi biang kemacetan.

"Angkot selalu jadi kambing hitam," ujar sopir 03 jurusan Baranangsiang-Bubulak itu.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya