Polisi Bakal Data Korban Pembunuh Sopir Taksi Online di Facebook

Nur juga membeli segelas es teh manis dan gorengan. Namun, es teh manis tersebut telah diminumnya lebih dulu.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 06 Okt 2016, 06:37 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 06:37 WIB
Garis Polisi Ilustrasi
(Liputan6.com/ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Kapolresta Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan bakal menuliskan imbauan kepada pengikut Padepokan Satrio Aji, agar tak mempercayai pimpinannya, Anton Herdiyanto alias Aji.   

Imbauan itu disampaikan melalui grup Facebook milik Anton yang merupakan pimpinan padepokan tersebut. Selain itu, imbauan tersebut bertujuan untuk mendata korban yang pernah tertipu perbuatannya.

"Kami masih mendalami apakah ada korban-korban lain. Setelah ini kami akan sosialisasikan ke grup Facebook pelaku yang bernama Satrio Aji Danurwenda," kata Harry, Depok, Rabu 5 Oktober 2016.

Harry menjelaskan, Padepokan Satrio Aji Danurwenda, cuma ada di Grup Facebook. Sehingga, kontrakan Anton yang sebelumnya di sebut-sebut sebagai padepokan telah terbantahkan.

"Kami dapati pengakuan pelaku seperti itu. Ini (kontrakan) hanya tempat pelaku tinggal semata," ujar dia.

Harry menambahkan, Polresta Depok juga akan membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang merasa menjadi korban Anton, sang dukun palsu.

"Silakan datang kemari. Kami akan menindaklanjuti semua pelaporan yang masuk," pungkas Harry.

Warung Kopi

Nur Jamaludin, pedagang warung kopi kaget bukan kepalang. Bagaimana tidak, kopi yang dijual digunakan Anton untuk membunuh dua pria sekaligus.

Nur mengatakan, pada Jumat 30 September 2016 lalu, sekitar pukul 20.00 WIB, warung kopi miliknya didatangi seorang pria mengendarai Avanza berwarna putih.

Belakangan pria tersebut diketahui bernama Anton. Dia membeli tiga bungkus kopi hitam, yang sudah diseduh dan ditaruh dalam plastik.

Selain itu, Nur juga membeli segelas es teh manis dan gorengan. Namun, es teh manis tersebut telah diminumnya lebih dulu.

"Dia ke sini sendiri tapi saya lihat di mobil ada dua orang lagi," kata Nur, Depok, Rabu 5 Oktober 2016.

Tak lama berselang, Anton pun meninggalkan tempat tersebut, dan membayar barang belanjaannya dengan uang pecahan 50 ribu. Sementara, total belanjannya hanya Rp 22 ribu.

"Sisanya saya kembalikan, dan saya kasih empat gelas plastik," ujar Nur.

Nur tak menyangka bila kopi yang dibeli Anton untuk membunuh. Sebab, kata dia, Anton memang sering berbelanja di tempatnya tersebut.

"Saya enggak kenal namanya siapa. Tapi dia sering lewat sini dan pernah nongkrong di sini," pungkas Nur.

Anton yang juga memiliki Padepokan Satrio Aji Danurwenda, membunuh dua pengikutnya dengan racun sianida yang dicampur dalam kopi.

Shendi Eko Budianto dan Ahmad Sanusi disuguhi kopi yang sudah dicampur potasium sianida, sisa racun yang biasa untuk membunuh ikan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya