Panglima TNI Tak Tolelir Gerakan Pemecah Belah Bangsa dengan SARA

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pihaknya tidak akan menolelir gerakan-gerakan yang berpotensi memecah belah bangsa.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 02 Nov 2016, 14:38 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 14:38 WIB
20161103-Ribuan Pasukan TNI dan Polri Ikuti Apel di Silang Monas-Jakarta
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meninjau pasukan TNI dan Polri saat apel kesiapsiagaan pengamanan tahap kampanye Pilkada Serentak 2017 di Silang Monas, Jakarta, Rabu (2/11). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pihaknya tidak akan menolelir gerakan-gerakan yang berpotensi memecah belah bangsa. Apalagi dengan politisasi dan isu SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan).

"TNI tidak akan menolelir gerakan yang ingin memecahbelah bangsa dengan politisasi dan SARA," tegas Gatot ketika memberikan amanatnya dalam Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Tahap Kampanye dalam rangka Pilkada Serentak di Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016).

Oleh karenanya, ia meminta kepada seluruh jajarannya untuk membantu Polri dalam hal mengamankan jalannya Pilkada Serentak 2017. Terutama pada saat mengawal jalannya demonstrasi besar-besaran pada 4 November 2016 mendatang.

Gatot pun mengingkatkan agar anggotanya tidak lupa dalam tugasnya melindungi rakyat, khususnya ketika demonstrasi meningkat menjadi aksi anarkis dan radikal.

"Apabila demo meningkat jadi anarkis bahkan radikal maka yang kamu (anggota TNI) lindungi adalah rakyat Indonesia jangan sampai terkena dampak," ucap Gatot.

Menurut Gatot, demonstrasi pada 4 November mendatang hanya dilakukan sebagian kecil rakyat saja. Sementara sebagian besar rakyat yang lain, tidak ikut dalam aksi tersebut.

"Ingat, presiden sebagai Panglima Tertinggi TNI, memerintahkan TNI sebagai perekat kemajemukan yang menjaga persatuan Indonesia," Gatot menegaskan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya