Liputan6.com, Jakarta - Di pengujung malam, Mulyadi M Tamsir, dikejutkan oleh puluhan orang yang mengaku dari kepolisian Polda Metro Jaya. Mereka mencari Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Ami Jaya.
Ada sekitar 20an polisi yang mendatangi markas PB HMI, Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan, Senin 7 November 2016 sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca Juga
"Mereka tidak pakai seragam dan membawa surat penangkapan," tutur Mulyadi saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (8/11/2016).
Advertisement
"Mereka masuk ke ruangan saya dan mencari Sekjen. 'Kami mau tangkap Sekjen'," Mulyadi menirukan ucapan salah satu polisi.
Saat Mulyadi menanyakan alasan penangkapan, pihak kepolisian tidak menjelaskan alasan penangkapan.
"Katanya ini (penangkapan) perintah negara. Sebagai warga negara kami pun punya hak untuk menanyakan alasan penangkapan," kata Mulyadi.
Beberapa polisi lalu mendekati Mulyadi. Dia dibawa paksa menuju ke mobil aparat yang sudah menuggu di depan. Namun, beberapa rekannya menghalangi. Polisi tetap membawa Mulyadi.
"Mereka mengira saya Sekjennya, mereka (polisi) tidak bertanya mana yang namanya Ami," dia menuturkan.
Sampai dengan siang ini, Mulyadi belum bisa menemui lima kadernya yang ditangkap kepolisian. Begitu pula pengacara yang rencananya akan mendampingi mereka.
"Katanya belum ada surat kuasanya," kata Mulyadi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, penangkapan dilakukan pada pukul 24.00 WIB.
"Ditangkap tadi malam pukul 24.00 WIB," kata Awi.
Penangkapan itu, kata Awi, dilakukan terhadap kelimanya terkait penyerangan terhadap aparat saat berdemonstrasi.
"Ada lima yang ditangkap karena penyerangan terhadap petugas saat demo 4 November," kata Awi.
Selain Sekjen PB HMI, penangkapan juga dilakukan terhadap Ismail Ibrahim. Mahasiswa di salah satu perguruan swasta di bilangan Jakarta Selatan ini menjadi buruan polisi karena tertangkap kamera menyerang aparat dengan sebilah bambu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menambahkan, akan mengembangkan hasil penyelidikan dan keterangan dari lima orang yang ditangkap semalam.
"Nanti kita akan kembangkan apakah ada kaitan dengan tokoh-tokoh yang menyuruh mereka untuk melakukan kekerasan itu," kata mantan Kepala BNPT tersebut.
Sejurus dengan itu, polisi juga tengah menyelidiki adanya aktor atau tokoh di balik kerusuhan demo 4 November 2016.
"Itu (soal aktor politik) dalam konteks kegiatan penyelidikan juga dilakukan oleh fungsi intelijen," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Bali Nusa Dua Convention Center, Senin 7 November 2016.