Ketum PP Muhammadiyah Minta Program Deradikalisasi Ditinjau Ulang

Menurut dia, bom ditempatkan di tempat ibadah untuk menimbulkan rasa saling curiga di tengah kondisi bangsa seperti sekarang ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Nov 2016, 14:39 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 14:39 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai program deradikalisasi perlu ditinjau ulang. Tujuannya, supaya dapat memetakan potensi radikal yang pasti dan tidak menggeneralisasi.

"Radikalisasi dan radikalisme itu tidak mengenal agama dan suku," ujarnya di Yogyakarta, Rabu, 16 November 2016.

Ia juga menyesalkan bom yang terjadi di rumah ibadah. Haedar Nashir berpesan agar masyarakat tidak terpancing dengan kasus yang menimbulkan prasangka antar-umat beragama.

Menurut dia, bom di tempat ibadah bertujuan untuk menimbulkan rasa saling curiga di tengah kondisi bangsa seperti sekarang ini.

"Kemarin di gereja, lalu vihara, bisa saja besok di masjid. Hal-hal itu sengaja untuk memecah belah," tutur dia.

Haedar menegaskan tidak ada toleransi soal kekerasan. Ia menilai kebersamaan bangsa ini sedang surut dan proses liberalisasi membuat rasa saling percaya tercerabut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya