Densus 88 Tangkap Dua Pelaku Teror Bom Samarinda

Dua pelaku diduga kuat menjadi otak aksi pelemparan bom di Gereja Oikumene Samarinda.

oleh Abelda RN diperbarui 19 Nov 2016, 01:03 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2016, 01:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88 membekuk dua pelaku teror di Jalan Silkar RT 16 Desa Giri Mukti Kabupaten Penajam, Paser Utara Kalimantan Timur. Keduanya terlibat dalam aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda.

"Sudah diamankan tim Densus Anti Teror di Penajam," ujar Kapolres Penajam Paser Utara, Ajun Komisaris Besar Teddy Rystiawan, Jumat, 18 November 2016.

Dua pelaku teror diidentifikasi bernama Joko (30 tahun) dan Ridho (20 tahun), keduanya merupakan warga Samarinda. Selama dua hari ini bersembunyi di rumah Marjito di Penajam pasca pelemparan bom molotov yang berujung 4 anak luka bakar serius.

Teddy mengatakan penangkapan tersangka dilaksanakan personil Densus Anti Teror dengan dukungan Polda Kaltim, Gegana dan Polres Penajam. Dua tersangka dengan pengawalan ketat langsung dibawa ke Mapolda Kaltim di Balikpapan.

Pemeriksaan dua tersangka, kata Teddy sepenuhnya dilakukan personil Densus Anti Teror. Polisi belum memastikan peran serta keduanya dalam aksi bom Samarinda yang menelan korban anak balita, Intan Olovia Banjarnahor.

"Masih dalam pemeriksaan peran keduanya dalam aksi bom Samarinda. Mungkin pemeriksaan nanti keduanya dibawa ke Samarinda untuk pendalaman lebih lanjut," ujar dia.

Informasinya, dua terduga teror bersembunyi di Penajam dengan menumpang rumah Marjito di Jalan SMP 5 Desa Girimukti Penajam. Dia menampung keduanya atas permintaan kerabatnya yang bermukim di Samarinda.

Dua pelaku diduga kuat menjadi otak aksi pelemparan bom di Gereja Oikumene Samarinda. Keduanya kabur menumpang mobil truk dengan tujuan Kabupaten Penajam.

Teddy menyebutkan polisi sudah mengantongi lokasi persembunyian keduanya. Menurutnya polisi menunggu waktu yang tepat  karena pertimbangan keamanan.

"Persembunyian mereka di Samarinda sudah diamankan Densus 88, jadi mereka berencana menetap untuk bersembunyi di wilayah Penajam Paser Utara," papar dia.

Kedua terduga peledakan bom di Gereja Oikumene, Kota Samarinda tersebut, sempat diaman di Kepolisian Resor Penajam Paser Utara, kemudian langsung dibawa ke Kota Samarinda untuk menjalani pemerikasaan lebih lanjut.

"Dengan tangan diborgol dan ditutupi topeng J dan R dikawal ketat delapan personel Densus 88 bersenjata laras panjang dibawa ke Samarinda," ujar Teddy.

Sementara Marjito yang menampung terduga peledakan bom di Gereja Oikumene, Kota Samarinda itu lanjut Kapolres, hanya dimintai keterangan, karena Marjito tidak ada sangkut pautnya dengan kasus peledakan bom tersebut.

Detasemen Khusus Anti Teror 88 sudah memeriksa sebanyak 19 orang saksi kasus pelemparan bom molotov ini di Mapolresta Samarinda. Saksi-saksi ini yang melihat langsung aksi pelemparan bom molotov maupun mengetahui keseharian tersangka Juhanda di Samarinda.

Personil Densus Anti Teror terus mengembangkan proses penyidikan guna mengungkap jaringan Juhanda di Samarinda. Apalagi tersangka ini diketahui merupakan residivis kasus teror bom buku Puspitek Tangerang pada 2012 silam.

Polisi menargetkan dalam kurun sepekan mampu mengungkap siapa yang paling bertanggung jawab dalam pelemparan bom molotov Gereja Oikumene Samarinda. Jaringan teror Samarinda ini sudah menjadi perhatian penting Polri saat ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya