Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim menangkap beberapa orang yang tergabung dalam Hawariyun yang berbaiat kepada ISIS. Ada delapan orang yang diduga mendompleng kerusuhan di demo 4 November lalu.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar, mengatakan penyidik membongkar bagaimana skenario kelompok yang dipimpin Abu Nusaibah ini berupaya menyusup dalam kerusuhan.
"Bahwa pada tanggal 4 November 2016, pukul 19.30 WIB, setelah terjadinya bentrok antara massa dengan petugas keamanan, Abu Nusaibah memerintahkan Wandi Sopandi alias Abu Usama untuk mengumpulkan kelompok Hawariyun di Masjid Al Fatah, Menteng, Jakarta Pusat," kata Boy dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (28/11/2016).
Advertisement
Ada delapan orang dan beberapa kelompok Hawariyun yang berhasil dikumpulkan malam itu. Mereka adalah Dimas Adi Saputra, Wahyu Widada, Ibnu Aji Maulana, Zubair, Reno Suhartono, dan beberapa anggota Hawariyun. Adapun Fuad Zakir Bani diundang namun tidak hadir dalam pertemuan itu.
Pertemuan digelar terpisah. Sebagian orang berkumpul di depan halaman Masjid Al Fatah. Sebagian lainnya di dalam masjid. Abu Nusaibah lalu memerintahkan Wandi untuk membagi dua kelompok untuk menyusup dalam kerusuhan.
Kelompok satu dipimpin Abu Fatir untuk bergerak ke Penjaringan yang saat itu tengah rusuh. Sementara Abu Nusaibah akan memimpin kelompok lain dan bergabung dengan massa di DPR.
"Tujuannya adalah agar berhadapan langsung dengan aparat keamanan dalam chaos, dan mencari kelengahan aparat keamanan untuk merebut senjata api atau apabila ada senjata yang jatuh segera ambil," kata Boy.
Berdasarkan keterangan salah seorang tersangka Dimas, saat tiba di Penjaringan dia tidak bergabung dengan massa, tapi langsung menyusup ke barisan di belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat.
"Namun bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat kemanan. Sehingga kelompok pimpinan Abu Fatir bergabung dengan massa yang ada di DPR," Boy membeberkan.
"Pengakuan tersangka, mereka bergerak berkumpul di Mesjid Al Fatah dari rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka akan memanfaatkan jika situasi rusuh," Boy menambahkan.
Pengungkapan ini bermula dari ditangkapnya Saulihun alias Abu Nusaidah alias Abu Hilya. Dia diduga anggota jaringan ISIS yang memotivasi orang-orang untuk mendukung kelompok radikal tersebut.
Saulihun juga bertugas untuk membaiat orang-orang yang berhasil direkrut. Bahkan, dia pun berencana melumpuhkan dan merampas senjata polisi pada demo 4 November 2016.
"Dia berencana merampas senjata petugas pada demo kemarin. Tapi dia gagal, karena memang tidak ada anggota yang dibekali senjata api," kata Boy.