Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang Pidie Jaya, Aceh. Akibat gempa Aceh tersebut, banyak bangunan yang rusak dan roboh.
"Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detail masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (12/12/2016).
Baca Juga
Sementara itu, Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi selaku Komandan Satgas Tanggap Darurat di Pidie Jaya mengatakan, data terkait kerusakan infrastruktur, rumah, ruko, fasilitas umum seperti kantor pemerintah, pendidikan, masjid, dan lainnya belum diterima dengan sempurna.
Advertisement
"Camat telah diperintahkan sampaikan hari ini untuk disampaikan sebagai data sementara. Rumah yang hancur dan berapa yang rusak berat, sedang dan ringan harus segera didata dan dilaporkan ke posko utama," kata Said.
Dia menjelaskan, data kerusakan rumah diperlukan terkait dengan rencana pemerintah memberikan bantuan stimulan nantinya.
Sementara itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei yang terus berada di lokasi bencana sejak hari pertama kejadian gempa di Pidie Jaya mengatakan, Presiden Jokowi telah memerintahkan kepada para menteri terkait untuk terjun ke lapangan. Panglima TNI juga hadir di lokasi untuk memonitor secara langsung.
Dia mengatakan, data dampak bencana gempa Aceh harus secepatnya dituntaskan. Kalau tidak ada database yang valid, maka sulit sulit menyelesaikan pekerjaan ini.
"Salah satu jumlah pengungsi. Menentukan pengungsi yang berhak bantuan harus diverifikasi by name by address," kata Willem.
"Bantuan selanjutnya adalah bantuan stimulus pembangunan rumah. Kita menunggu pendataan rumah selesai. Saya sudah perintahkan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB untuk turunkan tim menghitung kerugian dan kerusakan, serta biaya untuk pemulihan pasca gempa," kata Willem.