Wakil Ketua DPR: Memalukan, Kapten KM Zahro Expres Loncat Duluan

Apabila nakhoda atau kapten kapal menyelamatkan penumpang, mungkin korban meninggal tidak akan sebanyak saat ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 02 Jan 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2017, 13:20 WIB
Jelang Pilkada, Pimpinan DPR Ingatkan Jaga Persatuan dan Kesatuan
Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan mengimbau agar seluruh komponen dan elemen bangsa ini, agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terbakarnya KM Zahro Expres pada Minggu 1 Januari 2017 kemarin. Ia pun meminta agar keluarga korban dapat tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini.

"Semoga Allah menghapus dosa dan menerima seluruh amal ibadah para korban sehingga mendapatkan tempat layak di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan tetap kuat dalam menghadapi cobaan ini, dan korban yang luka segera sembuh dari luka-lukanya," ungkap Taufik di Jakarta, Senin (2/1/2017).

Ia mengharapkan, para petugas terkait dapat mencari dan menemukan para korban yang masih hilang hingga saat ini. Diketahui, saat ini masih dicari 17 orang hilang yang merupakan penumpang dari kapal nahas tersebut. Taufik pun menyampaikan kekecewaannya karena tidak jelasnya manifest atau data penumpang.

"Saya sebenarnya sangat kecewa dan prihatin dengan insiden ini. Apalagi masalah manifest abal-abal yang kembali terjadi untuk kesekian kalinya dalam dunia pelayaran kita," ucap dia.

Menurut Taufiik, daftar manifest penumpang KM Zahro Expres ternyata abal-abal alias palsu. Hal itu dikarenakan bukan data sebenarnya antara penumpang yang ada di dalam kapal dengan yang menaikinya.

"Daftar manifest KM Zahroh ternyata abal-abal alias palsu atau enggak bener dari data sebenarnya. Tercatat 100 padahal ada 180 penumpang di kapal tersebut. Meski belum overload, tapi ini bentuk pelanggaran berat dan sudah melanggar SOP (Standar Operasional Prosedur)," papar dia.

"Artinya dari sini saja (SOP) sudah abal-abal, belum lagi batas maksimal daya angkut kapal, jangan-jangan begitu juga," sambung dia.

Taufik meyakini jika nakhoda atau kapten kapal sudah melakukan pelanggaran. Karena menurut informasi yang ia dapat, nakhoda atau kapten kapal sudah loncat terlebih dahulu, bukan justru menyelamatkan penumpang.

"Tapi yang pasti abal-abal itu nakhoda atau kapten kapalnya, saya mendapatkan info jika dia loncat duluan ke laut menyelamatkan diri, ini pelanggaran berat etika profesi menurut saya. Memalukan, sangat memalukan. Seharusnya dia yang memimpin evakuasi dan penyelamatan penumpang, eh malah kabur duluan, asem," tutur dia.

Tak hanya itu, politikus PAN ini merasa geram karena menurutnya apabila nakhoda atau kapten kapal menyelamatkan penumpang, mungkin korban kapal meninggal tidak akan sebanyak saat ini.

"Untuk manifest, patut diduga ini ada permainan, kenapa, karena oknum di kapal atau siapapun itu bisa mendapatkan pemasukan lebih dari penumpang yang digelapkan. Padahal, penumpang gelap tidak mendapatkan haknya, asuransi misalnya. Bukannya seluruh penumpang angkutan umum mendapatkan asuransi, dari situ saja sudah merugikan hak penumpang," tegas dia.

Kendati demikian, ia menyerahkan sepenuhnya proses investigasi terbakarnya KM Zahro Expres ke pihak terkait. Seperti kepolilisian, KNKT dan Basarnas.

"Yang perlu dilakukan pengawasan pelabuhan harus ditegakkan, SOP wajib dilakukan, yang melanggar sikat. Kedua harus dilakukan audit menyeluruh untuk mencari tahu di mana kelemahannya. Insiden seperti ini bukan kali pertama terjadi dan kita berharap tidak terjadi lagi," imbuh dia.

Terakhir, lanjut Taufik, dirinya meminta kepada seluruh petugas dan relawan yang melanjutkan proses pencarian korban kapal hari ini untuk mengutamakan keselamatan.

"Sebagai pimpinan DPR, kita dalam hal ini Komisi V akan segera memanggil pihak-pihak terkait dalam insiden ini, untuk mencari solusi agar kejadian pilu ini tidak terulang kembali," tutur Taufik.

KM Zahro Expres terbakar Minggu pagi, 1 Januari 2017, di perairan Kepulauan Seribu. Saat itu kapal mengangkut 150 orang dari Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung. Namun, setelah berlayar 1 mil, kapal terbakar. Bangkai kapal kini telah dievakuasi ke Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya