Hadiri Global Refugee Forum, Meutya Hafid Ajak Dunia Berbagi Beban Masalah Pengungsi

Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid, mewakili Indonesia pada Global Refugee Forum 2019 di Jenewa Swiss 17-18 Desember 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 11:29 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 11:29 WIB
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid. Liputan6.com/Agustin Setyo W.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid, mewakili Indonesia pada Global Refugee Forum 2019 di Jenewa Swiss 17-18 Desember 2019. Dia mengajak negara-negara untuk berbagi beban dan tanggung jawab terhadap masalah pengungsi di dunia.

"Global Refugee Forum yang baru diselenggarakan tahun ini memainkan peran monumental dalam menekankan kembali implementasi tanggungjawab seluruh terhadap krisis pengungsi global,” kata Meutya dalam keterangan tertulisnya saat menyampaikan pidatonya pada acara Global Refugee Forum 2019 di Jenewa, Swiss, Selasa (17/12/2019).

Meski Indonesia bukan negara penandatangan Konvensi Pengungsi tahun 1951, Indonesia telah mentaati beberapa prinsip dalam konvensi antara lain non-refoulment, non-penalization dan non-discrimination dan bertindak jauh dari kewajiban sebagai negara transit bagi hampir 14.000 pengungsi dari 42 negara.

"Bahkan Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden di 2016 untuk memberikan landasan hukum penanganan terhadap pengungsi dari luar negeri," ujarnya.

Meutya Hafid mengatakan Indonesia bahkan bertindak lebih jauh dengan memberikan akses kepada para pengungsi anak mendapatkan pendidikan, termasuk memberikan kesempatan untuk mendaftar di sekolah Indonesia.

"Selain pemerintah juga memberikan bantuan secara terus-menerus bagi para pengungsi perempuan, dan anak-anak yang sakit,” lanjutnya.

Adanya kebijakan negara-negara tujuan pengungsi untuk menutup pintu bagi para pengungsi, turut menjadi perhatian dari Meutya Hafid, untuk itu Indonesia mengusulkan peningkatan kerja sama internasional.

“Melalui dialog dari negara asal pengungsi, negara transit dan negara tujuan dan memformulasikan solusi jangka panjang, dan saling berbagi tanggungjawab," sebut Meutya mengakhiri.

Global Refugee Forum 2019 dibuka di Jenewa 17 Desember 2019, dan dihadiri oleh beberapa kepala negara di antaranya Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan dipimpin oleh Kepala United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Filippo Grandi. GRF terselenggara atas usul dari Turki, Ethiopia, Jerman, Kosta Rika, dan Pakistan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya