Air Bawah Tanah di Kota Bogor dalam Kondisi Kritis

Penyebab kritisnya air bawah tanah di Kota Bogor karena berkurangnya kawasan hutan dan pencemaran.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Feb 2017, 08:11 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2017, 08:11 WIB
Pemborosan Air Bersih Mencapai Rp.700 Miliar
Pengolahan air bersih.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Jawa Barat mengungkapkan, air bawah tanah di wilayah kota itu sudah dalam kondisi kritis. Antara lain karena berkurangnya kawasan hutan dan pencemaran.

"Hasil penelitian dari Jawa Barat 2016 lalu, Kota Bogor masuk kategori kritis air bawah tanah. Jika ini tidak dicegah, bayangkan dampaknya lima tahun lagi seperti apa, kita akan kesulitan mendapatkan air," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Aulia Guntang, Senin (27/2/2017), di Bogor.

Pemerintah Kota Bogor, menurut dia, berupaya mencegah terjadinya krisis air bawah tanah dengan membatasi penggunaannya dan meningkatkan sosialisasi untuk menggalakkan menanam pohon serta pembuatan biopori.

"Kalau semua RT di Kota Bogor punya lubang biopori, tidak akan banjir, dan air tanah akan terjaga," kata Aulia seperti dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, biopori tidak hanya berfungsi untuk menangkap air hujan, tetapi juga mengurangi pembuangan sampah organik ke tempat pembuangan akhir sampah.

Kalau setiap wilayah Rukun Tetangga memiliki satu lubang biopori, ia melanjutkan, maka pembuangan sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPU) Galuga bisa berkurang 25 persen.

Aulia menambahkan, 75 persen sampah rumah tangga adalah sampah organik, yang bila dikelola dengan baik maka kondisi lingkungan dan air bawah tanah bisa terjaga baik.

Selain mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat, Pemerintah Kota Bogor mewajibkan perusahaan berkomitmen menjaga lingkungan.

"Kami akan mengintensifkan pengawasan kepada pihak swasta yang berinvestasi di Kota Bogor, memastikan komitmen mereka untuk pengelolaan lingkungan, benar dipenuhi atau tidak, jika tidak akan diberikan peringatan," kata Aulia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya