Liputan6.com, Depok - Satuan Lalu Lintas Polresta Depok mulai memberlakukan contra flow di Jalan Margonda dan Ir Juanda pagi tadi. Kebijakan tersebut pun menuai pro kontra dari pengguna jalan.
Driver ojek online, Pai, menilai kebijakan tersebut kurang efektif untuk mengurai kemacetan. Malah menyulitkan pengguna jalan yang hendak menuju ke arah selatan.
Baca Juga
"Enggak ada perubahan sama sekali. Justru bikin susah. Kasihan orang yang tidak tahu jalan. Apalagi pengendara mobil mutarnya menjadi jauh. Soalnya, setelah lampu merah (Margonda Raya), pengendara yang ke arah selatan dibuang ke Jalan Raya Bogor," ujar Pai kepada Liputan6.com di Depok, Senin (13/3/2017).
Advertisement
Bahkan, menurut dia, kebijakan tersebut hanya memindahkan kepadatan kendaraan. Artinya, jalur yang biasa padat menjadi lancar. Sebaliknya, jalur yang setiap pagi lancar berubah padat.
"Memang dari sini sampai ke lampu merah sana lancar. Nah, coba dari lampu merah ke sananya gimana?" ujar dia.
Pai menyarankan kebijakan ini agar dievaluasi. Tak hanya itu, ia juga meminta polisi tegas dalam menindak angkutan perkotaan atau angkot yang berhenti sembarangan.
"Menurut saya yang bikin macet malah angkot. Ada tiga titik yang menurut saya ditertibkan, di Detos, Pondok China, sama dekat ES Pocong UI," tutur dia.
Sementara, Lury, karyawan swasta, menilai kepolisian kurang mensosialisasikan contra flow. Meski, menurut dia kebijakan ini membuat jalan di sepanjang Jalan Margonda Raya dan Ir Juanda lancar.
Pria yang hendak berangkat ke kantor di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan setiap pukul 07.30 WIB itu selalu melewati Jalan Margonda Raya. Dia tidak mengetahui ada contra flow yang mulai berlaku hari ini.
"Saya enggak tahu (diberlakukan contra flow). Mungkin harus lebih intens lagi sosialisasinya. Karena tadi saya lihat masih semrawut. Takutnya membahayakan pengendara," Lury menyarankan.