Pesan Terakhir Driver Ojek Online di Bekasi Sebelum Gantung Diri

Driver ojek online itu sempat mengirimkan persiapan bunuh dirinya ke sang kekasih, SM (23), melalui aplikasi media sosial, WhatsApp (WA).

oleh Fernando Purba diperbarui 08 Apr 2017, 14:13 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 14:13 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Bekasi - Yohanes Prangga Janu (25), warga Kampung Padurenan, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Ironisnya, dia sempat mengirimkan persiapan aksinya ke sang kekasih, SM (23), melalui WhatsApp (WA).

Dari video yang didapat Liputan6.com, Jumat 7 April 2017, Yohanes diketahui mengirimkan sedikitnya tiga rekaman video. Dalam rekaman itu, Yohanes memperlihatkan kesedihan sambil mengambil seutas tambang cokelat.

"Hai halo... Ini yang terakhir. Ini ada tali," kata Yohanes dengan mata lebam di detik-detik terakhir sebelum melakukan aksinya.

Tak berselang lama, ia kemudian mengirimkan video kedua dengan durasi 21 detik. "Let's do it (lalu suara tidak terdengar jelas), aku jadi pusing, jadi kecewa, jadi gila," sambung dia.

Dalam video ketiga, Yohanes yang juga driver ojek online Grab itu, kemudian mengikatkan seutas tali ke tengah lehernya tanpa berbicara lagi.

Ketiga rekaman video dengan total 57 detik itu dikirimkan korban ke kekasihnya sebelum tubuhnya terbujur kaku. Dia melakukan aksi bunuh diri di dalam kamar, lantai 2, pada Jumat 7 April 2017 pagi.

Cinta Tak Direstui

Menurut informasi di lapangan, Yohanes diketahui depresi lantaran orangtua si pacar tidak merestui hubungan mereka. Padahal, Yohanes dan SM telah menjalin cinta sejak 2013 lalu.

Alasan orangtua SM tak merestui hubungan mereka karena perbedaan suku. SM terpaksa menuruti keinginan orangtuanya. Dia pun diketahui memilih menjauh, meski pria kelahiran Kaliurang, Yogyakarta, itu cinta mati.

"Pernah jadian, tapi enggak tahu kapan putusnya. Karena orangtua pacarnya tidak suka (korban), meski satu agama," kata Ade, abang ipar Yohanes.

Yohanes tak kenal menyerah. Ia terus mencoba mengambil hati SM. Bahkan, berulang kali, Yohanes telah mengutarakan kegalauan hatinya di akun Facebook miliknya. Hingga akhirnya, anak ketiga pasangan Tyo Y Ngadiyo dan Catrina Rusmiyati, mengancam untuk mengakhiri hidup.

Benar saja, Kamis 6 April 2017 malam, Yohanes membuktikan keseriusan cinta matinya ke sang kekasih. Kasusnya baru terungkap saat keluarga korban mengetuk pintu kamarnya pada Jumat pagi.

Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Erna Ruswing menuturkan, saat itu sang ayah hendak membangunkan korban dari tidurnya. Meski pintu diketuk sang ayah berkali-kali, Yohanes tidak menyahutnya dan pintu terkunci dari dalam.

Ia lalu mendobrak kamar, dan terkejut melihat putra bontotnya itu telah tewas. "Keluarga lalu melaporkan hal ini ke polisi untuk ditelusuri," sambung Erna.

Saat olah TKP itu, polisi menemukan ponsel di bawah korban. Dalam ponsel itu, petugas menemukan sejumlah rekaman video yang dikirimkan ke kekasihnya tersebut.

"Menurut keterangan orangtua korban, Yohanes stres akibat hubungan dengan pacarnya tak direstui oleh orang tua si pacar. Itu diketahui dari status Facebooknya,” ucap Erna.

Meski demikian, kata dia, pihak keluarga menolak upaya polisi untuk mengautopsi jenazah korban bunuh diri tersebut. Keluarga telah mengikhlaskan kepergian Yohanes. Rencananya, korban, akan dimakamkan di TPU Jatisari, Bekasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya