Liputan6.com, Tangerang - Semasa hidup, Briptu Anumerta Ridho Setiawan yang merupakan salah satu korban gugur akibat bom Kampung Melayu, dikenal sangat sopan dan peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan, tiga tahun bersekolah di SMK Dirgantara Curug Kabupaten Tangerang, almarhum dikenal aktif sebagai ketua Pramuka.
"Enggak nyangka almarhum jadi korban, padahal baru sebentar bertugas jadi polisi," ujar Mahmur (20), teman sekolah almarhum saat ditemui di rumah duka, Dasana Indah, Bonang Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Kamis (25/5/2017).
Selama sekolah dulu, Ridho sudah dikenal memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Ridho pun sudah aktif dalam kegiatan pramuka ini sejak duduk di kelas 1 SMK.
Advertisement
"Lalu pada kelas 2 SMK dia terpilih sebagai ketua Pramuka di sekolah. Semenjak itu dia aktif di berbagai kegiatan Pramuka di dalam atau keluar sekolah," tutur Mahmur.
Kegiatan yang diikuti almarhum Ridho, antara lain anggota Hambalang Budiarto Dewi Sartika, kemudian DKR Legok dan berbagai kegiatan lainnya. Kepada Mahmur pun, Ridho pernah mengutarakan cita-citanya ingin menjadi polisi setelah lulus sekolah, dan itu tercapai meski hanya dalam waktu singkat.
Meskipun sudah menjadi anggota kepolisian juga, almarhum Ridho masih dikenal baik oleh teman-temannya.
"Memang dasarnya orang sudah baik dan peduli, lulus dan pisah lama juga pasti akan tetap dikenal baik. Begitu juga dengan almarhum, makanya kami sangat berduka Ridho pergi dengan cepat," tutur dia.
Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur diguncang ledakan bom. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mencurigai pelaku bom bunuh diri ini merupakan kelompok teror ISIS.
"Diduga kuat ini kelompok ISIS," kata Martinus saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (25/5/2017).
Selain Briptu Ridho, dua polisi yang tengah bertugas mengamankan pawai obor turut menjadi korban. Mereka adalah Briptu Anumerta Taufan Tsunami dan Briptu Imam Gilang Adinata.