Terduga Teroris Jambi Pernah Latihan di Perkebunan Sawit Riau

Dua terduga teroris anggota Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), pernah menyamar jadi pemanen atau tukang dodos buah sawit di Kabupaten Kampar.

oleh M Syukur diperbarui 02 Jun 2017, 06:01 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 06:01 WIB
4 WNA Terduga ISIS di Sulteng Diterbangkan ke Jakarta
Ilustrasi tangkap teroris ISIS di Palu Sulawesi Tengah yang diterbangkan ke Jakarta. (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Pekanbaru - Dua terduga teroris anggota Jamaah Ansharut Khilafah (JAK),l M dan W, pernah menyamar jadi pemanen atau tukang dodos buah sawit di Kabupaten Kampar, Riau. Ini dilakukan keduanya untuk menutupi identitasnya dari pihak berwajib.

Kapolda Riau Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara menyebut kedua pria berusia 29 tahun itu berada 4 hari di kabupaten tertua di Riau tersebut. Selain memanen sawit, keduanya menyempatkan diri latihan paramiliter.

Menurut dia, keduanya juga sempat berada di Padang, Sumatera Barat, selama beberapa hari. Ketahuan petugas, keduanya kemudian melarikan diri ke Kampar dan menutup identitasnya dengan bekerja di perkebunan sawit.

"Keduanya ini satu jaringan, ada hubungannya dengan jaringan pelaku bom panci beberapa waktu lalu (Kampung Melayu)," kata mantan Kapolda Maluku Utara ini, Rabu 31 Mei 2017 petang.

Dia menyebut, kedua orang itu merencanakan serangkaian teror dengan sandi 'Amaliyah'. Mereka juga sudah latihan paramiliter di beberapa lokasi di Indonesia.

Salah satu aksi itu akan dilakukan usai teror di Kampung Melayu. Densus 88 kemudian bergerak cepat dan menangkap keduanya di Provinsi Jambi. Beberapa anggota kelompok serupa juga ditangkap di beberapa daerah lain.

"Ada yang ditangkap di Sumatera Utara dan Kepulauan Riau. Kalau di Riau sendiri tidak ada, hanya bersembunyi dan berpindah ke Jambi," sebut Zulkarnain.

Menurut dia, kelompok itu menjadikan Riau sebagai persinggahan dan tempat latihan. Hal ini membuat Zulkarnain memerintahkan anggotanya di lapangan mengawasi ketat pergerakan kelompok teroris. Terutama dari segi perekrutan anggota baru dengan cara-cara membawa terlebih dahulu ke pengajian.

"Masyarakat harus berhati-hati terhadap paham ataupun ajaran satu golongan, apalagi memaksakan berdirinya negara dalam negara ataupun merubah ideologi," tegas Zulkarnain.

Untuk menutup rapat paham ini, Zulkarnain menyebut Polda Riau sudah lama melangsungkan Operasi Bina Waspada. Sasarannya menangkal paham radikal dan kelompok teroris dengan cara bersosialisasi ke setiap pelosok desa.

"Operasi ini berlangsung terus sampai sekarang. Operasi Bina Waspada merupakan bentuk pencegahan dari Polri dengan bersosialisasi ke masyarakat terkait paham-paham radikal," ucap Zulkarnain.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya