Kisah Anak-Anak Rusun Marunda dan Pelatihan Bola Real Madrid

Kehidupan keras dan minimnya perhatian orangtua, membuat anak-anak di Rusun Marunda Jakarta Utara, lekat dengan kegiatan negatif.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 15 Jun 2017, 19:01 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 19:01 WIB
Rusun Marunda
Warga melintas di Rusun Marunda (Gempur M Surya/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan keras dan minimnya perhatian orangtua, membuat anak-anak di Rusun Marunda, Jakarta Utara, lekat dengan kegiatan negatif. Kebiasaan buruk seperti merokok, ngelem, nonton video porno dan berkata-kata kasar, menjadi hal yang biasa dilakukan.

Namun, kebiasaan buruk tersebut bukan berarti tak bisa diubah. Anak-anak Rusun Marunda yang berasal dari sejumlah tempat gusuran, sebagaimana anak-anak di DKI Jakarta lainnya, juga bisa hidup normal dan berprestasi.

Adalah Ronny Angki Kapojos. Pria dengan anting di telinga ini bertekad mengubah cara hidup negatif anak-anak Marunda dengan pendekatan humanis. Caranya, melalui dunia olahraga, sepak bola. Sebuah olahraga universal yang digemari semua kalangan.

Anak-anak usia 6 hingga 16 tahun di Rusun Marunda yang energinya melimpah namun tak tersalurkan, diajak bergabung dalam sebuah tim sepak bola. Mereka masuk sesuai kelompok umur masing-masing, dari U-6 hingga U-16. Ronny memberi nama tim dengan sebutan Jaguar FC Marunda sejak tiga tahun lalu (2014).

Dia mendatangkan sejumlah pelatih lokal untuk menggembleng mental anak-anak Marunda tersebut. Total, kini 'sekolah' yang dibentuknya mempunyai anggota aktif 200-an. Mereka biasa bermain di lapangan di sekitar rusun.

Ronny Angki Kapojos

Ronny menyatakan, sepakbola hanya sebuah alat. Menurut dia, tujuan utama dari semua itu adalah pembinaan karakter anak-anak rusun hingga ke depan mereka bisa berprestasi dan berguna untuk bangsa.

"Sepakbola mengajarkan persaingan, sportifitas, kerja sama dan prestasi. Nilai-nilai itulah yang kita ingin tanamkan ke anak-anak," ujar Ronny di sekolah National High Jakarta School (NHJC), Kamis (15/6/2017).

Ronny menyatakan, tidak mudah mengubah perilaku negatif anak-anak rusun. Lingkungan keras dan minimnya perhatian orangtua, membuat anak-anak ini cenderung liar.

"Para orangtua sudah merasa cukup dengan memberi makan dan sekolah alakadarnya. Padahal kasih sayang dan kebersamaan sangat mereka butuhkan," kata dia.

Untuk mengatasi keliaran anak-anak tersebut, Ronny pun menggunakan pendekatan kekeluargaan. Nongkrong bareng, ngobrol dan berbagi cerita biasa dia lakukan, baik di sela latihan maupun di rumahnya.

"Saya dekati mereka satu-satu, ajak ngobrol. hingga akhirnya kita pun dekat. Mereka bahkan memanggil saya papi," ujar dia.

Pelan tapi pasti, kebiasaan-kebiasaan buruk anak-anak Rusun Marunda kini mulai hilang. Bola telah menjadi bahasa universal bagi mereka. Melalui olah si kulit bundar, kepercayaaan diri anak-anak Marunda mulai terbangun.

Bersama tim, mereka mulai menorehkan sejumlah prestasi. Terbaru tim mereka juara 3 dalam kejuaraan futsal se-Jakarta Utara. Mereka juga juara di acara Jambore DKI baru-baru ini.

"Sekarang selain perilaku yang berubah, di rumah-rumah mereka juga terisi piala," ujar Ronny.

Pelatihan dari Real Madrid

Perjuangan Ronny mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Dinas Olahraga Jakarta Utara beberapa kali melibatkan tim binaannya untuk ikut dalam kejuaraan. Selain itu PSSI juga turut men-support dengan memberikan pelatihan berkala.

Tak hanya itu, lembaga bertaraf internasional juga turut melirik tim binaan Ronny. Terbaru, sekolah National High Jakarta School (NHJC) bekerja sama dengan Real Madrid Foundation mengajak anak-anak Marunda ikut dalam coaching clinic. Setidaknya 38 anak-anak Marunda mendapat pelatihan langsung dari pelatih asing asal Real Madrid Foundation sejak 7 hingga 17 Juni 2017.

Anak-anak Rusun Marunda ikut coaching clinic yang digelar Real Madrid Foundation dan National High Jakarta School

Ini adalah tahun kedua, tahun lalu (2016) anak-anak Marunda juga diundang dalam klinik singkat sepakbola ini.

"Ini sebuah kebanggaan buat mereka. Bisa berlatih langsung dengan pelatih-pelatih asing adalah impian mereka," kata Ronny. Dia berharap suatu saat anak didiknya bisa menjejak tanah Madrid Spanyol, kiblat sepakbola saat ini.

Celina Limanto, ketua panitia acara coaching cinic kerja sama National High Jakarta School (NHJS) dan Real Madrid Foundation menyatakan, ini adalah kegiatan sosial dalam rangka membangun nilai-nilai kehidupan.

"Kita sejak 2014 bekerja sama dengan Real Madrid Foundation melakukan hal ini," ujar dia.

Selain anak-anak Rusun Marunda, pihaknya juga mengundang sejumlah peserta lainnya dari Sport For Life dan Yayasan Kasih Mandiri. Pihaknya mendatangkan 3 pelatih asing untuk mendukung kegiatan ini.

Selain sebagai bentuk corporate social responsibility (CSR), nantinya, anak-anak yang ikut program ini akan diseleksi untuk diikutkan dalam sebuah kejuaraan di Shanghai, China mewakili sekolah National High Jakarta School.

 

Saksikan Video Menarik Ini:

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya