Polisi Khawatir Takbir Keliling Ditunggangi Teroris

Sejumlah potensi ancaman perlu diminimalisir dengan tidak melakukan takbir keliling, apalagi dalam bentuk konvoi.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 24 Jun 2017, 20:53 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2017, 20:53 WIB
Manajemen, Pemain, Perwakilan Suporter Persija Duduk Bareng Polisi
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Suntana memberi arahan saat pertemuan bersama manajemen dan pemain serta perwakilan suporter Persija di Jakarta, Senin (19/6). Pertemuan mengedukasi para suporter Persija, (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan takbir keliling di jalanan Ibu Kota. Sebab, kegiatan tersebut disinyalir berpotensi menimbulkan beragam kerawanan. Polisi pun mengimbau agar takbir dilakukan di tempat-tempat ibadah.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana mengatakan, sejumlah potensi ancaman perlu diminimalisir dengan tidak melakukan takbir keliling, apalagi dalam bentuk konvoi. Polisi berkaca pada insiden bom Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

"Karena dikhawatirkan takbir keliling akan mengganggu Kamtibmas dan akan dimanfaatkan oleh orang tertentu, misalnya ancaman teroris seperti kasus bom Jatinegara," ujar Suntana di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (24/6/2017).

Karena itu, Suntana meminta kerja sama masyarakat agar mematuhi imbauan Polri tersebut. Ia juga meminta agar masyarakat turut serta menjaga Kamtibmas dan segera melaporkan potensi-potensi kerawanan kepada polisi.

"Polda Metro juga akan menggelar pasukan di beberapa titik untuk mencegah orang-orang yang memanfaatkan takbir keliling untuk perbuatan yang tidak-tidak. Memang sahur on the road bisa kita tekan, tapi tentu ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan takbir keliling ini," tutur dia.

Tak hanya itu, polisi juga menerjunkan tim Densus 88 Antiteror di sejumlah titik di Ibu Kota. Namun Jenderal Bintang Satu itu tak menjelaskan secara rinci kekuatan Densus 88 yang diterjunkan untuk mengamankan Lebaran 2017.

"Kita akan tempatkan anggota. Tadi disebutkan 900 personel, tapi nyatanya lebih dari itu. Mungkin sekitar 2 ribu - 3 ribu personel. Densus 88 juga diturunkan, karena ancaman terorisme bisa terjadi kapan saja," ucap Suntana.

Suntana memaklumi sikap masyarakat yang kecewa dengan imbauan ini. Namun dia meminta kesadaran masyarakat agar tetap tidak melakukan takbir keliling karena dianggap lebih besar mudharatnya.

"Ada alasan sosiologis, psikologis, dan berdasarkan analisa dari Kamtibmas. Silakan jika keberatan, kami menerima itu. Kami disadari ada pertimbangan kenapa polisi melakukan ini," kata dia.

Memang kondisi Jakarta selama bulan Ramadan tahun ini relatif aman. Kendati, polisi tidak bisa underestimate terhadap segala kemungkinan kerawanan. Karena itu, polisi tetap meningkatkan kewaspadaan dan mengayomi masyarakat.

"Secara umum wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya kondusif. Terima kasih kepada seluruh personel yang menjaga keamanan dari awal sampai masuk Idul Fitri," ucap Suntana.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya