Menaker Tinjau Desmigratif dan BLK di Indramayu

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) yang berada di Indramayu.

oleh hidya anindyati diperbarui 22 Jul 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2017, 11:30 WIB
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) yang berada di Indramayu.
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) yang berada di Indramayu.

Liputan6.com, Jakarta Setelah meninjau UPT BLK Kabupaten Cirebon, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) yang berada di dalam kantor balai desa Kenanga, kecamatan Sindang, kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (21/7/2017).

Menaker melakukan dialog dengan siswa calon pemagangan ke Jepang.Dalam percakapannya, Menaker Hanif berpesan kepada para calon siswa yang mendaftar program magang agar b8sa lolos persyaratan yang ketat dan menjaga kebugaran fisik untuk jelang dan selama di Jepang.

"Jaga fisik ya...karena cuaca di Jepang samgat dingin sekali dibandingkan dengan iklim tropis di Indonesia, " kata Menaker Hanif.

Setelah itu dengan berjalan kaki, Menaker melanjutkan peninjauan ke rumah belajar desmigratif yang merupakan sarana belajar edukasi, dan menunjungi kantor sekretariat keluarga imigran Indonesia (KAMI).

Hampir 60 menit meninjau desmigratif, Menaker kembali melakukan peninjauan ke BLK dan disnakertrans Indramayu yang terletak di jalan Soekarno-Hatta.

Didampingi Kepala BLK Indramayu Achmad Fauzie Romdon dan instruktur pelatihan, Menaker juga melakukan dialog dengan siswa-siswa yang sedang mengikuti pelatihan menjahit dan multimedia.

Dalam tinjauan langsung proses pelatihan menjahit, Menaker Hanif memotivasi peserta pelatihan untuk selalu giat dalam mengembangkan skill.

"Terus belajar ya, tingkatkan kompetensi diri agar memiliki daya saing sehingga mudah memasuki pasar kerja" katanya.

Menaker menjelaskan, untuk menyerap tenaga kerja, para pencari kerja (pencaker) harus mau mawas diri karena dunia kerja saat ini menuntut adanya kompetensi dan sertifikasi dari BLK yang ada. Pasalnya, para pencaker yang kita punya saat ini rata-rata lulusan SD dan SMP.

Menaker Hanif menyadari saat ini banyak anak-anak muda sudah sarjana, tapi lebih banyak para tenaga kerja yang belum sarjana. "Untuk itu, BLK sebagai sarana untuk mengembangan kompetensi harus dimaksimalkan,” kata Menaker seraya berharap, tenaga kerja kerja Indonesia memiliki daya saing tinggi sehingga mudah memasuki pasar kerja.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya