Firasat Mertua Sebelum Joya Dibakar Hidup-Hidup di Bekasi

Semasa hidup, Joya kerap menyempatkan diri mengurus keperluan orangtuanya tersebut.

oleh Fernando Purba diperbarui 10 Agu 2017, 07:27 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 07:27 WIB
Keluarga pria korban pembakaran hidup-hidup di Bekasi.
Keluarga pria korban pembakaran hidup-hidup di Bekasi. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Liputan6.com, Bekasi - Mak Odah (45), mertua M Alzahra alias Joya, pria yang dibakar hidup-hidup terkenang sang menantu. Dia mengatakan, Joya adalah menantu yang ringan tangan.

Ibu dari Siti Jubaida, istri Joya ini bercerita, menantunya tersebut adalah orang yang istimewa. Joya kerap datang ke rumah Odah untuk bermanja-manjaan. Apalagi, kontrakan mereka saling berdekatan.

"Kalau datang kemari, Mi makan apa sih, bagi lauknya dong. Terus saya lihat, wah lu mah bukan bagi, ini mah ngabisin lauknya," canda Mak Odah mengingat sosok Joya, Rabu (9/8/2017).

Ia menambahkan, pria yang menikahi putri keduanya tersebut sejatinya orang yang ringan tangan. Sebab, Joya kerap menyempatkan diri mengurus keperluan orangtuanya tersebut.

"Tuh dia sering ke sini. Bawa cucian, bilangnya istrinya kasihan ah, lagi hamil nanti sakit. Entar pas nyuci, baju emak sama bapak malah dicuciin semua, semua dirapihin dia," kata Odah.

Odah mengatakan, tiga hari sebelum kejadian nahas dan pembakaran, wajah Joya terlihat terang dan cerah. Namun, sang mertua mengira jika hal tersebut dikarenakan ibadah tekun yang dijalani Joya.

"Tiga hari yang lalu sebelum itu, wajahnya bagus banget, putih, terang gitu. Tanya saja tetangga sini, saya ceritain waktu itu ke mereka. Tapi enggak firasat, saya kira karena habis salat kan terang. Dia kan emang rajin salatnya," jelas dia.

Meski demikian, Odah mengaku sempat memiliki firasat aneh. Joya kerap meminta doa agar dilancarkan pekerjaan dan rezekinya. Sebab, Joya bercita-cita ingin memiliki sebuah rumah sederhana setelah berulang kali berpindah kontrakan.

"Kalau mau pergi, dia pamit, minta doanya. Dia bilang, kalau ada uang, mau beli tanah. Tanah apa aja, katanya mau gubuk yang penting bisa tidur enak. Eh malah begini, jadinya. Malah masuk tanah (kuburan)," isak Odah.

Ia dan keluarga berharap, polisi menghukum siapa-siapa saja yang terlibat dalam penganiayaan dan pembakaran terhadap menantunya tersebut.

"Coba dia enggak digituin, enggak sampai meninggal begitu. Dikasih duit miliaran saya mah enggak mau, saya masih ingin ada dia. Cacat dia, saya mau ngerawatin, sampai saya mati duluan. Baik banget orangnya," pungkas Odah.

M Alzahra alias Joya tewas secara mengenaskan dengan cara diamuk dan dibakar hidup-hidup, setelah dituduh mencuri amplifier di Musala Al-Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Senin 1 Agustus lalu.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya