Liputan6.com, Mekah - Amirul Hajj yang juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan tim pengawas haji DPR RI gelombang pertama. Tim ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Tiba sekitar pukul 10.30 waktu Arab Saudi, tim disambut Amirul Hajj di lapangan Kantor Daker Mekah. Tampak ikut dalam rombongan, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid dan sejumlah anggota Komisi VIII lainnya antara lain Samsu Niang, Agus Susanto, Endang Maria, Iqbal Romzi, dan Anim F Mahrus.
Hadir dalam pertemuan ini, naib dan anggota Amirul Hajj serta, Pejabat Eselon II Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), serta para Kepala Bidang layanan.
Advertisement
Pertemuan diawali dengan paparan perkembangan penyelenggaraan haji dan persiapan jelang fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Paparan disampaikan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali, mulai dari petugas, sisko PPIH, layanan katering, transportasi, dan akomodasi, serta penanganan kasus yang dilakukan tim perlindungan jemaah (Linjam).
Nizar juga menyampaikan sejumlah sistem baru pada penyelenggaraan haji tahun ini, yaitu mekanisme pemberangkatan jemaah ke Arafah berbasis lantai hotel. Lantai pertama didahulukan, dan akan ditempatkan pada tenda paling belakang sehingga pemberangkatan terakhir di tempatkan paling depan.
“Mekanisme pergerakan yang sama dilakukan dari Arafah ke Muzdalifah. Yang di depan diberangkatkan terlebih dahulu dan ditaruh di barisan belakang,” kata Nizar di Mekah, Selasa (22/8/2017).
Hal baru lainnya adalah muassasah telah menyediakan batu yang dibungkus dalam kantong untuk dibagikan di Muzdalifah kepada jemaah haji Indonesia. Soal tenda Arafah, Nizar melaporkan kalau akan siap semua jelang puncak haji.
Kebijakan baru lainnya terkait pembayaran Dam. Menurut Nizar, pemerintah Saudi memperketat mekanisme pembayaran Dam karena harus dilaksanakan di tempat-tempat resmi (Majazir Al-Masyru’).
“Kami sudah koordinasi dengan muassasah untuk meminta dispensasi. Sebab, kebijakan sangat mendadak, sementara Dam sudah dimobilisasi sejak Tanah Air dengan harga murah. Muassasah sendiri mematok SAR450,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon mengapresiasi petugas haji, utamanya katering atas kesigapan mereka dalam mengantisipasi masalah katering basi sehingga tidak sampai dikonsumsi jemaah dan mereka bisa mendapatkan ganti makan. Apresiasi yang sama disampaikan kepada petugas kesehatan, petugas perlindungan jemaah dan kepala sektor.
Selain itu, Fadli juga menyampaikan sejumlah catatan yang dihimpunnya setelah berdialog dengan jemaah. Yaitu, keinginan agar cita rasa katering lebih Indonesia. “Mungkin kokinya perlu lebih banyak dari Indonesia,” katanya.
Menurut Fadli, jemaah juga menilai rata-rata hotel di Mekah sudah bagus dan keberadaan bus salawat sangat membantu. Harapan lainnya adalah makanan di Mekah agar ditambah, tidak hanya 25 kali saja.
Jemaah, kata Fadli, juga berharap agar kualitas tas yang dibagikan, baik handbag maupun koper, lebih bagus lagi. “Kalau tasnya bagus sekali, bisa jadi anak cucu bisa melihat kakeknya berhaji. Kualitas tas perlu diperbaiki,” tuturnya.
Apresiasi yang sama disampaikan Sodik Mujahid kepada para petugas haji. Hanya, ke depan, Sodik berharap proses edukasi dan informasi kepada jemaah bisa ditingkatkan. Menurutnya, ada hal yang sebenarnya bukan masalah tapi bisa menjadi masalah karena jemaah haji belum memahami.
“Proses edukasi, informasi dan sosialisasi kepada jemaah terus dilakukan, baik menyangkut ibadah, fasilitas, regulasi, dan kesehatan,” kata Sodik.
Tim pengawas DPR RI gelombang pertama sudah berada di Tanah Suci sejak 18 September lalu. Mereka dijadwalkan akan kembali ke Tanah Air pada 24 Agustus 2017.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: