Liputan6.com, Jakarta Ibukota Jakarta menurut pengamatan produsen GPS, Tom-Tom telah menjadi kota dengan kemacetan terparah keempat di dunia setelah Bangkok, Mexico City, dan Bucharest. Kemacetan yang hebat ini tentu saja membuat mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya menjadi terhambat yang akhirnya berpengaruh pada rendahnya produktivitas mereka.
Belum lagi tingkat stres yang tinggi dapat membuat warga Jakarta makin gampang kehilangan akal dan gampang marah. Maklum saja butuh waktu berjam-jam hanya untuk perjalanan pulang dan pergi dari dan ke tempat kerja.
Baca Juga
Sarana tranportasi umum yang belum memadai dan tingkat keamanan rendah semakin membuat warga khawatir akan tindak kriminal seperti copet dan pelecehan seksual yang bergentayangan di jam-jam padat.
Advertisement
Warga Jakarta juga mengeluhkan kurangnya fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos). Kekurangan ini pun membuat ketegangan sosial sulit diredakan karena kelangkaan ruang yang sehat untuk bersoalisasi, olahraga, belajar, berkesenian dan berbagai aktifitas kreatif lainnya. Akibatnya, banyak ketegangan berubah menjadi kekerasan, baik yang bersifat pribadi maupun massal.
Untuk itu memang diperlukan sebuah kota baru yang tentunya tidak sekadar menyediakan tempat hunian, tapi menyiapkan segala fasilitas yang memadai.
Kota baru Meikarta dibangun di atas lahan seluas 500 hektare di Cikarang Jawa Barat. Meikarta lokasinya sangat strategis karena terletak di jantung koridor Jakarta-Bandung. Tepatnya di antara enam kawasan industri dan akan didukung sejumlah fasilitas, seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, LRT, serta monorel. Meikarta juga akan dilengkapi bandara serta pelabuhan internasional.
Fasilitas jalan dibangun sedemikian rupa dimana setiap jalan dibuat terpisah antara jalan untuk pejalan kaki dan kendaraan. Ini memudahkan untuk mengatur lalu lintas dan aman bagi pejalan kaki karena tidak terganggu oleh penyerobot trotoar.
Lalu gedung bangunan yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh sky bridge untuk memudahkan orang-orang bermobilitas.
Disiapkan juga transportasi internal, yaitu APM (Automated People Mover) yang dapat menghubungkan semua bagian titik di Meikarta. Sehingga bagi penghuni yang tinggal di sana bisa dengan mudah mencapai berbagai pusat kegiatan. Nilai lebih lainnya sebuah kota adalah lebar jalan. Di Meikarta lebar jalan memiliki ROW 6 lane (30 meter), 8 lane (48 meter) dan 10 lane (60 meter).
Ini tentunya akan memudahlan pergerakan penghuni, karena tidak mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan. Di Meikarta juga tersedia Central Park seluas 100 hektare yang dilengkapi dengan danau buatan seluas 25 hektare dan hutan kota yang akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Maka tidak salah bila banyak orang menjatuhkan pilihan ke Meikarta yang disebut-sebut 'Jakarta Baru' di daerah Cikarang yang menawarkan sejumlah kemudahan dan fasilitas baik untuk calon penghuni maupun investor.
(Adv)