Liputan6.com, Purwakarta - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku, dirinya sudah melaporkan ke elite DPP Golkar, terkait permintaan mahar politik Rp 10 miliar.
Dedi menegaskan, permintaan mahar itu bukan dilakukan pengurus DPP Partai Golkar, melainkan oknum yang mengaku dekat dengan elite partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Keluhan itu sudah lama saya sampaikan kepada pihak DPP Golkar, kepada Sekjen Golkar, Pak Idrus Marham," kata Dedi di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/9/2017).
Advertisement
Dedi menjelaskan, pelaporan tersebut didasarkan pada kekhawatiran akan tercorengnya marwah partai atas tindakan oknum tersebut.
Karena itu, Dedi tak khawatir jika pernyataan yang ia sampaikan saat orasi di depan kader Golkar di Jawa Barat pada Selasa 26 September itu, akan menghambat keluarnya rekomendasi untuk dirinya.
"Kalau dianggap menghambat rekomendasi, saya kira tidak ya. Ini kan untuk menjaga marwah partai karena saya langsung lapor saat itu juga, bahkan kepada ketua umum pun saya melapor," kata Bupati Purwakarta itu.
Untuk mengonfirmasi oknum tersebut, Dedi pun siap memenuhi panggilan Dewan Pembina atau Dewan Kehormatan Partai Golkar. Terlebih, pelaku sudah membawa nama partai, meskipun bukan pengurus.
"Saya siap dipanggil apabila dibutuhkan untuk menjelaskan persoalan ini. Dia bukan pengurus, tetapi mengaku dekat dengan pengurus, sehingga DPP Golkar bisa langsung mengklarifikasi hal ini," ujar Dedy Mulyadi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Elektabilitas Golkar Menurun
Dedi berharap krisis yang tengah melanda Golkar tidak diperparah oknum-oknum penjual nama partai, karena akan semakin membuat partai ini berada di titik nadir.
Terlebih, kata Dedi, berdasarkan rilis survei CSIS, suara Golkar secara nasional tengah mengalami penurunan signifikan.
"Itu kan hasil CSIS sudah ada, dan di Jawa Barat punya kondisi sebaliknya, ada kenaikan elektabilitas partai karena kami membangun kesolidan internal," pungkas Dedi Mulyadi.
Advertisement