Liputan6.com, Makassar - Unjuk rasa di sertai mogok oleh ribuan pengemudi becak motor dan pengemudi angkot di depan kantor gubernur Sulawesi Selatan berujung ricuh.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (2/11/2017), kejadian berawal ketika para pengunjuk rasa berusaha menghentikan mobil yang dianggap transportasi online namun masih bisa digagalkan.
Begitu pula saat seorang pengemudi sepeda motor yang diduga pengemudi online melintas masih bisa diamankan dan tidak terjadi keributan.
Advertisement
Namun unjuk rasa di Jalan Urip Sumiharjo, Makassar ini semakin tidak terkendali. akibatnya sebuah mobil yang diduga transportasi online dirusak pengunjuk rasa. Massa melempari mobil hingga kaca depan, kaca samping dan kaca belakang rusak.
Kondisi ini memaksa sejumlah polisi bertindak refresif dengan mengamankan paksa tiga pelaku pelemparan mobil ke dalam kantor gubernur Sulawesi Selatan.
Tuntutan para pengunjuk rasa ini adalah mendesak Pemprov Sulawesi Selatan dan Pemkot Makassar membatasi angkutan online. Padahal sebelumnya sudah terjadi kesepakatan. Namun sepertinya belum tersosialisasi dengan baik.
Polemik transportasi online harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Pasalnya tidak hanya di Makassar saja unjukrasa menentang transportasi online berujung anarkis. Jangan sampai kasus ini menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.