Liputan6.com, Jakarta - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP) Din Syamsudin, mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh dari Amerika Serikat. Pancasila disinggung dalam pembicaraan itu.
Indonesia mendapat banyak pujian. Tokoh Amerika Serikat, misalnya, menyanjung keberagaman Indonesia yang senapas dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Juga
"Faktor nilai mengikat kita nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika itu diyakini beririsan dengan nilai agama menjadi landasan bersama," kata Din di Gedung Sekretariat Negara, Menteng, Selasa (28/11/2017).
Advertisement
Tokoh yang bertemu Din antara lain Michael M. Honda, U.S. House of Representatives, State of California, dan Bruce Balter, Supreme Court Judge of New York.
Nilai Pancasila, menurut Din, terserap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Cerminannya adalah kerukunan umat di Indonesia.
Tokoh Amerika menilai kerukunan di Indonesia stabil, meski terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa.
Din menjelaskan, agama-agama di Indonesia mengajarkan kasih sayang. Cinta kasih itu, kata Dien, menjadi watak agama-agama di Indonesia.
"Karena satu agama di Indonesia mengajarkan kasih sayang dan sesungguhnya itu watak agam-agama," ucapnya
Modal kerukunan antar umat tersebut, kata Din, dilirik dunia. Mereka ingin menerapkannya di tempat lain. Pertemuan tersebut, lanjut Din, menghasilkan beberapa mandat.
"(Salah satunya) mempromosikan kehidupan berdasar Pancasila, rukun damai ke level dunia," tandasnya.
Â
Landasan Demokrasi
Sebelumnya, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyatakan, Demokrasi Pancasila merupakan jalan bagi setiap bangsa. Tidak hanya Indonesia, namun semua bangsa dalam upaya mencapai kedaulatan negara.
"Demokrasi Pancasila adalah jalan bagi setiap bangsa untuk mencapai Trisakti, menjadi bangsa yang berdaulat dalam politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," kata Megawati di Mokpo National University, Mokpo, Korea Selatan, ditulis Sabtu (18Â November 2017).
Demokrasi Pancasila lahir dari pemikiran Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno. Pemikiran tersebut merangkum lima prinsip dasar sekaligus perlawanan imperialisme dan kapitalisme, yang menjadi penyebab ketimpangan sosial di setiap bangsa, termasuk Indonesia.
Demokrasi Pancasila, menurut Megawati, adalah perpaduan antara demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Di mana sistem demokrasi ini diyakini dapat melindungi golongan lemah.
"Dan yang kuat dibatasi kekuatannya," ujar Megawati.
Demokrasi Pancasila juga menentang otoriterianisme dan totaliterianisme. Sebab, kedua praktik politik tersebut hanya melahirkan demokrasi sentralisme dan kekuasaan diktaktor.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Â
Advertisement