Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan situasi politik global yang memanas usai keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina, membuat ekonomi dunia akan terganggu.
"Ya tentu ada saja. Bukan secara tidak langsung," ucap JK di Jakarta, Jumat 8 Desember 2017.
Baca Juga
Dia menuturkan, jika dengan pernyataan Donald Trump ini terjadi konflik besar, maka harga minyak naik, dan membuat perdagangan menurun.
Advertisement
"Kalau terjadi konflik besar lagi, pasti terjadi lagi harga minyak naik, atau perdagangan menurun. Pasti ada efek tidak langsung," tandas JK.
Sementara itu, soal pertemuan dengan negara-negara OKI, menurutnya Presiden akan hadir.
"Ya kan Presiden akan hadir," pungkas JK.
Memutarbalikkan Fakta
JK mengatakan, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan memantik suasana menjadi panas.
Dia menuturkan, bukan hanya di kawasan Timur Tengah, pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem juga akan menimbulkan gejolak di Indonesia.
"Pasti, bukan hanya di kawasan Timur Tengah yang memanas. Di negara lain, seperti di negeri kita bisa saja macam-macam lagi demo, Kedutaan AS, atau negara lain akan terjadi. Dan itu sudah diperingatkan," kata JK di Serpong, Banten, Kamis (7/12/2017).
Dia menuturkan, apa yang dilakukan AS telah memutarbalikkan fakta. Meski demikian, Indonesia belum ada keinginan untuk memutuskan hubungan diplomatik.
"Namanya AS, ya begitu semua memutarbalikkan keadaan. (Memutuskan hubungan diplomatik) Belum dipikirkan," ungkap JK.
Dia menuturkan, apa yang dilakukan Trump adalah realisasi janji kampanyenya saat pemilihan. Meski demikian, JK memandang apa yang dilakukan AS adalah menyalahi makna demokrasi sepenuhnya.
Dia pun mencontohkan upaya ini pernah terjadi saat AS menyerang Irak. Karena itu, adalah hal yang tak patut dibiarkan.
"AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur, jauh lebih makmur waktu Saddam. Tanpa ingin mengkritik, artinya bahwa dengan kritikan juga kepada Saddam cara memerintah, tapi rakyatnya lebih makmur dulu daripada sekarang, hancur-hancuran. Mana yang lebih baik?" terang JK.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement