BMKG: Waspada Ancaman Rob Saat Trilogi Supermoon di Awal 2018

Tiga supermoon akan terjadi pada Januari 2018. Fenomena itu bakal terjadi pada 2, 30, dan 31 Januari 2018.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 01 Jan 2018, 12:07 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2018, 12:07 WIB
supermoon di HongKong
Keindahan fenomena supermoon dari balik tanaman di balkon blok perumahan di Hong Kong, Minggu (3/12). Supermoon tersebut merupakan satu-satunya fenomena bulan super yang bisa dilihat dengan mata telanjang untuk tahun ini. (Anthony WALLACE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mengalami tiga supermoon . Fenomena itu bakal terjadi pada 2, 30, dan 31 Januari 2018.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir supermoon akan membawa dampak bagi wilayah pesisir pantai, tak terkecuali di Tanah Air.

"Dampak fenomena supermoon yang terjadi pada awal tahun dan di akhir Januari 2018, masyarakat di sekitar pesisir pantai diimbau tetap waspada dan siaga," info BMKG dalam siaran tertulisnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (1/1/2018).

Menurut dia, akan ada peningkatan pasang air laut maksimum yang dapat mengakibatkan terjadinya rob atau banjir karena air laut naik ke daratan.

"Kondisi tersebut diprediksikan terjadi antara 1-4 Januari 2018 dan 29 Januari–2 Februari 2018," BMKG menjelaskan.

Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada pada titik orbitnya yang terdekat ke bumi, sehingga tampak sampai 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dibanding ketika bulan berada pada titik terjauh dalam orbitnya.

Kata Ilmuwan

supermoon di Washington
Pada gambar yang diberikan oleh NASA, terlihat fenomena supermoon di langit Washington, DC, Minggu (3/12). Supermoon adalah istilah populer untuk menyebut purnama yang posisi orbit Bulan sedang berada di jarak tedekat dengan Bumi. (NASA/GETTY IMAGES/AFP)

Para ilmuwan mengatakan, waktu terbaik untuk melihat supermoon adalah ketika bulan terbit dan sebelum matahari terbit, ketika bulan tampak berada di cakrawala. Ini membuat bulan terlihat lebih besar dibanding benda-benda lain-lain yang tampak pada malam hari, seperti bangunan dan pohon-pohon.

Peneliti juga mengimbau agar pengguna sepeda motor waspada saat berkendara saat bulan purnama. Potensi kecelakaan fatal yang melibatkan sepeda motor pada malam hari disebut lebih besar terjadi saat bulan purnama.

Akan tetapi, ilmuwan belum menguak kaitan pasti antara bulan purnama dan meningkatnya angka kecelakaan. Yang ada baru perkiraan, misalnya keberadaan rembulan yang bersinar terang mendistraksi pengendara, terutama saat Bulan muncul tiba-tiba dari balik sebuah bangunan atau bukit. Akibatnya, mereka sulit mengendalikan kecepatan kendaraan.

"Studi kami menganjurkan kehati-hatian ekstra diperlukan saat mengendarai motor di bawah bulan purnama," kata Dr Donald Redelmeier, salah satu penulis riset dari University of Toronto, seperti dikutip dari The Guardian, 12 Desember 2017 lalu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya