Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK setuju dengan langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mempertahankan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dia yakin kinerja Airlangga tidak akan terganggu meski memegang dua jabatan penting.
Menurut politikus senior Golkar itu, Airlangga Hartarto dapat mengurusi partai berlambang pohon beringin pada malam hari. Sementara, seluruh kegiatan yang ada di kementerian dapat dilaksanakan pada siang harinya.
Baca Juga
"Urusan partai itu kan bisa diurus malam-malam. Tapi beda dengan Khofifah karena di Jawa Timur. Ini kan masih di Jakarta, jadi masih ada waktu untuk mengurus kebijakan di kabinet dan tentu akan ada penegasan-penegasan lagi," ucap JK di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/8/2018).
Advertisement
Jusuf Kalla mengatakan, sebelum mempertahankan kursi Airlangga di Kabinet, dia dengan Jokowi telah meminta komitmen Airlangga agar tetap fokus memimpin Kementerian Perindustrian. Airlangga juga diminta lebih berkonsentrasi terhadap tugasnya.
"Waktu yang harus setidaknya 90 persen mengurus kementeriannya, itu pesan kita," ujar Jusuf Kalla.
Jokowi Pertahankan Airlangga
Sebelumnya. Presiden Joko Widodo tetap mempertahankan Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian (Menperin). Meski pria kelahiran Surabaya tersebut kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Nama Airlangga kerap dikabarkan akan dicopot dari jabatan Menperin lantaran terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar, menggantikan Setya Novanto.
Namun, pada pelantikan pejabat negara yang berlangsung hari ini, hanya nama Khofifah Indar Parawansa yang keluar dari Kabinet Kerja dan digantikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Idrus Marham.
Jokowi menilai Airlangga telah mengusai bidangnya di perindustrian, baik berkaitan dengan makro ataupun mikro. Sehingga, dia mengatakan akan sulit jika Kemenperin diisi oleh sosok baru.
"Kita lihat memang di Menperin Pak Airlangga ngerti betul yang berkaitan dengan makro konsep makro industri di negara kita. Hilirisasi ke depan seperti apa. Jangan sampai dalam kondisi ini jangan sampai berubah dan yang baru bisa belajar lebih. Ini kementerian yang tidak mudah," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement