Menyusuri Jejak Raden Saleh di National Gallery Singapore

National Gallery Singapore menggelar eksebisi khusus menampilkan karya-karya monumental Raden Saleh hingga 28 Maret 2018.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 29 Jan 2018, 07:01 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 07:01 WIB
Yusron/Liputan6.com
Jenny Yoon, volunteer National Gallery Singapore menjelaskan karya Raden Saleh.

Liputan6.com, Singapura - Cerita Raden Saleh dan karya lukisnya selalu menarik dibicarakan. Itu pula yang mendasari National Gallery Singapore menggelar eksebisi khusus menampilkan karya-karya monumental sang maestro kelahiran Terboyo Semarang 1807 tersebut.

Sekitar 50 karya terbaik Raden Saleh yang tersebar di sejumlah negara dipajang di galeri ini sejak 16 November 2017 hingga 11 Maret 2018 mendatang.

Eksebisi digelar dengan tema "Between Worlds: Raden Saleh and Juan Luna". Selain karya Raden Saleh, pameran tersebut juga memajang sejumlah karya seniman kenamaan Filipina Juan Luna.

Menyusuri lukisan karya-karya Raden Saleh, kita akan dibawa ke Indonesia era 1880-an. Pameran diawali dengan tampilan sosok Raden Saleh di usia muda. Lukisan karya seniman Jerman Karl Johan Bahr (1842) itu, menggambarkan sosok Raden Saleh dengan balutan busana Jawa ningrat. Lukisan kanvas ini cukup fenomenal dan kini menjadi koleksi Museum Nasional Latvia.

Potret Raden Saleh karya Karl Johan Bahr di pamerkan di National Gallery Singapore

"Nama Raden Saleh sangat terkenal di Eropa. Tak heran banyak seniman Eropa yang menjadi koleganya melukis sosok Raden Saleh," ujar Jenny Yoon, volunteer National Gallery Singapore yang menemani Liputan6.com dan rombongan berkeliling galeri, Sabtu 27 Januari 2018.

Selanjutnya, pengunjung juga bisa menikmati rentetan ragam karya bersejarah Raden Karya lainnya dalam beragam ukuran, seperti lukisan bersejarah Jawa tempo dulu, perang Diponegoro dan perkelahian satwa yang legendaris.

Karya Raden Saleh banyak dipamerkan di National Gallery Singapura.

Tak ketinggalan goresan kanvas Raden Saleh saat di Eropa dan menetap di Belanda bersama Antoine Payen, juga turut ditampilkan. Gambaran potret kehidupan Eropa era 1830-an bisa disaksikan dalam lukisan Raden Saleh.

Kurator National Gallery Singapore Syed Muhammad Hafiz menyatakan, lukisan karya [Raden Saleh ](Syed Muhammad Hafiz , "")selalu menjadi buruan museum dunia atau juga kolektor. Beruntung, pihaknya bisa menggalang dukungan hingga pihaknya berhasil menggelar pameran ini. 

"Kita berharap dengan pameran ini nama Raden Saleh semakin dikenal dan bisa menjadi inspirasi seniman muda, khususnya di Asia, " ujar dia, Sabtu 27 Januari 2018.

Sejarah Raden Saleh

Yusron/Liputan6.com
Salah satu lukisan karya Raden Saleh: Singa yang Terluka.

Lahir di 1807, pemilik nama lengkap Raden Saleh Sjarif Bustaman adalah pelukis Indonesia keturunan Arab-Jawa yang mempionerkan seni modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda).

Raden Saleh dilahirkan di keluarga Jawa ningrat. Dia cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, seorang keturunan Arab.

Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, dekat Semarang. Sejak 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia.

Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).

Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia Belanda.

Dikutip dari Jakarta.go.id, Raden Saleh mendapat beasiswa untuk belajar di negeri Belanda tahun 1829. Di sana ia berkenalan dengan kalangan ningrat dari banyak istana di Eropa, khususnya dengan Grojbherzog von Sachsen-Corburg-Gotha.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya