Fokus, Jakarta - Pada kesempatan bertemu dengan Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj dan belasan ormas islam lainnya di Jakarta Rabu kemarin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian langsung menggelar klarifikasi soal pidatonya yang tengah viral di media sosial.
Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Kamis (1/2/2018) pasalnya pidato tersebut menimbulkan kontroversi dari berbagai kalangan termasuk ormas islam, bahkan dinilai mendiskreditkan ormas islam lainnya.
Dalam video itu, kapolri menyatakan memerintahkan jajarannya untuk bersinergi dengan Ormas NU dan Muhammadiyah saja karena kedua ormas itulah yang menjadi pendiri negara Indonesia.
Advertisement
Dengan tegas kapolri membantah telah mendiskreditkan ormas islam lain terkait pidatonya tersebut. Menurutnya pernyataan itu hanya merupakan penggalan yang telah dipotong saat dirinya berpidato di sebuah pondok pesantren asuhan KH Ma'ruf Amin di Serang, Banten 8 Februari 2017 lalu.
"Acara sudah setahun yang lalu. Justru yang jadi pertanyaan sebetulnya bagi saya kok bisa muncul sekarang dan dipotong begitu. Dan saya selaku Kapolri dan termasuk institusi Polri untuk apa tidak membangun hubungan organisasi islam dari luar NU dan Muhammadiyah," Kata Jenderal Kapolri, Tito Karnavian.
Sementara Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf amin menyatakan pernyataan kapolri dalam pidatonya yang ramai tersebar di media sosial merupakan pernyataan yang kontekstual untuk memerangi radikalisme dan intolerasi.
"Konteksnya itu dalam rangka menghadapi radikalisme, isu-isu khalifah, dan juga keran nasional yang pada waktu itu agak kencang pada tahun lalu itu agak keras sekali pada wal 2017. Jadi merasa bahwa Pak Kapolri itu dengan tegas, keras melawan kelompok-kelompok itu NU dan Muhammadiyah, " terang KH Ma'ruf Amin.
KH Ma'ruf Amin juga membenarkan pidato kapolri tersebut disampaikan Jendral Polisi Tito Karnavian di pesantren miliknya di Banten dalam rangka pertemuan ulama dan kerja sama dengan MUI 8 Februari 2017.