Liputan6.com, Jakarta - Ada tiga isu yang disoroti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam penelitiannya jelang ajang pertarungan Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Jika tak diwaspadai, sejumlah poin tersebut dapat memberatkan langkah mantan gubernur DKI Jakarta itu kembali menduduki kursi RI-1.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyampaikan tiga isu tersebut adalah keresahan publik terhadap kondisi ekonomi, isu primordial, dan isu buruh negara asing.
Baca Juga
"Secara umum publik resah terhadap isu ekonomi. Masalah pengangguran misalnya. Ditanyakan apakah saat ini terasa meningkat apa berkurang? Yang jawab meningkat 48,4 persen, berkurang 16,8 persen, sama saja 29,4 persen," ujar Adjie di Kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/2/2018).
Advertisement
Menurut Adjie, responden yang menilai masalah kebutuhan pokok terasa lebih berat berada di angka 52,6 persen. Sementara yang menjawab makin ringan di 12, 2 persen, dan sama saja 32,9 persen.
"Soal lapangan kerja dinilai makin sulit 54,0 persen. Makin mudah 12,8 persen dan sama saja 29,8 persen," jelas dia.
Isu kedua adalah soal primordial yang berpotensi mewarnai Pilpres 2019. Ada isu yang menyebut bahwa agama harus dipisahkan dengan politik.
Para pendukung Jokowi dominan setuju dengan isu tersebut. Namun setelah dibandingkan dengan pendukung para pesaingnya, responden lebih banyak tidak setuju dengan pendapat tersebut.
"Angkanya terbagi 40,47 persen tidak setuju, 32,5 persen setuju, dan tidak tahu 26,8 persen," kata Adjie.
Soal Buruh Asing
Ketiga adalah isu buruh negara asing. Untuk menggali persoalan tersebut, peneliti mencoba menanyakan apakah pernah mendengar tentang hal tersebut. Hasilnya, yang menyatakan pernah mendengar sebanyak 38,9 persen. Yang tidak pernah sebanyak 58,3 persen.Â
Kemudian pertanyaan dilanjutkan kepada yang pernah mendengar soal adanya buruh negara asing, apakah mereka suka dengan isu tersebut. Mayoritas tegas tidak menyukai.
"Jadi publik lebih banyak yang tidak tahu. Tapi mereka yang tahu, resah dengan isu ini. 58,3 persen tidak suka," Adjie menandaskan.
Penelitian LSI Denny JA itu dimulai pada 7 Januari hingga 14 Januari 2018. Metode sampling yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden sebanyak 1200 orang.
Keseluruhannya melakukan wawancara tatap muka dengan kuesioner di 34 provinsi. Sementara margin of error dari penelitian tersebut sebesar 2,9 persen.
Â
Saksikan Video pilihan Berikut Ini:Â
Advertisement