Tewasnya Harimau Sumatera Jadi Kontroversi di Mandailing Natal

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut menyayangkan tragedi ini, termasuk hilangnya seluruh cakar dan taring si belang.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Mar 2018, 07:20 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 07:20 WIB

Liputan6.com, Sumatera Utara - Harimau Sumatera tewas ditembak, puluhan warga perkampungan Desa Hatupangan, Kecamatan Batang Natal, Mandailing Natal, Sumatera Utara, bersama petugas pada hari Minggu 4 Maret 2018, terpaksa melumpuhkan harimau tersebut dengan timah panas, saat sedang berada dibawah kolong rumah panggung warga.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (6/3/2018), harimau ini diyakini yang menggigit seorang warga saat berpapasan di dalam hutan. Ketika itu warga mengaku tengah berburu harimau jadi-jadian. 

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut menyayangkan tragedi ini, termasuk hilangnya seluruh cakar dan taring si belang.

Pihak BKSDA meminta Polda Sumut untuk memediasi konflik ini, karena dikhawatirkan kian mempengaruhi keselamatan satwa yang berada diambang kepunahan. Atas kejadian ini menguatkan indikasi perburuan satwa liar yang dikemas dalam konflik antara satwa dilindungi dengan masyarakat dalam sebulan terakhir. Usai dilakukan nekropsi atau autopsi, jasad harimau Sumatera malang ini akhirnya dimusnahkan dengan cara dibakar di Mapolres Mandailing Natal.

"Tapi kenapa harus ada yang hilang pada bagian-bagian tertentu dari jasad harimau tersebut, dengan hal ini kita mencurigai. Menurut undang-undang, harimau inilah hewan yang dilindungi" ucap Kepala BKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya