Bersama Australia, Menhan Diskusi Konter Terorisme di Wilayah Maritim

Menurut Menhan Ryamizard, dinamika keamanan maritim saat ini tidak terlepas dari perkembangan kelompok radikal, namun juga para teroris berafiliasi dengan ISIS.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 17 Mar 2018, 14:45 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2018, 14:45 WIB
Bincang Hangat Menteri Jokowi dengan Dua Menteri Australia
Menlu Retno Marsudi (kiri) dan Menhan RI Ryamizard Ryacudu saat mengadakan pertemuan dengan Menlu Australia Julie Bishop serta Menhan Australia Marise Payne di Sydney (16/3). (AFP Photo/Pool/William West)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mendiskusikan konter terorisme bersama Menteri Pertahanan Australia Marise Payne. Ryamizard menjelaskan, Indonesia bersama Filipina dan Malaysia, saat ini telah melakukan kerja sama trilateral dalam mencegah eskalasi di wiayah perairan Sulu.

"Langkah kerja sama konkret melalui platform trilateral di Laut Sulu. Kegiatan dilakukan, patroli bersama terkoordinasi, baik di laut maupun udara," kata Ryamizard di Kantor Parlemen Australia, dalam keterangan tertulis diterima Liputan6.com, Jumat 16 Maret 2018.

Dia memaparkan, upaya dilakukan tiga negara ini telah berhasil menurunkan angka kriminalitas, dalam dua tahun terakhir di wilayah tersebut.

Menurut Ryamizard, dinamika keamanan maritim saat ini tidak terlepas dari perkembangan kelompok radikal, namun juga para teroris berafiliasi dengan ISIS.

"Kami menggangap kerja sama trilateral bukan hanya semata-mata menghadapi perompakan atau kriminalitas di laut saja, tetapi terkait langkah menghadapi kelompok teroris, yang ditingkatkan dengan patroli bersama di darat," jelas dia.

Kini, Ryamizard juga tengah mendesain Strategi Pertahanan Negara Khas Indonesia. Hal ini dibangun berlandaskan Strategi Pertahanan Smart Power, yaitu Strategi Pertahanan Negara yang bersifat Defensif aktif.

"Strategi Pertahanan Negara merupakan penggabungan antara kekuatan Soft Power dan Hard Power. Melalui Konsep Kesadaran Bela Negara, didukung oleh kekuatan TNI beserta alutsistanya," Ryamizard memungkasi.

Pertemuan antara kedua delegasi ini, terjadi pada rangkaian ASEAN-Australia Special Summit 2018. Bersama Menhan Ryamizard, turut serta Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga ikut mendampingi. Australia sendiri, mendapuk Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pentingnya Kekuatan Maritim

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bertemu delegasi Australia bahas masalah maritim.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bertemu delegasi Australia bahas masalah maritim. (Biro Pers Kemhan)

Ryamizard Ryacudu menegaskan pentingnya kekuatan maritim, demi menjaga stabilitas pertahanan dunia.

Di hadapan delegasi Australia, Menhan Ryamizard mengatakan, kekuatan maritim bagi Indonesia adalah sebuah poros utama kepentingan nasional.

"Kekuatan maritim mengharuskan kekuatan TNI AL dapat mengamankan jalur perdagangan, penopang kekuatan dan keamanan ekonomi, jalur dalam negeri, namun juga jalur di luar Indonesia dimana merupakan bagian dari kepentingan nasional," ujar Menhan.

Ryamizard menjelaskan, keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik menjadi penting, lantaran pusat perekonomian dunia saat ini masih bergantung pada jalur-jalur tersebut.

"Perdagangan internasional semakin berkembang, masih bertumpu pada domain laut sehingga masalah jaminan keamanan maritim menjadi hal yang sangat krusial," tegas Ryamizard.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya