Ditanya soal Penutupan Alexis, Kasatpol PP DKI Mengaku Sakit Gigi

Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu berkomentar soal surat edaran penutupan yang dibuatnya dan kini dipermasalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran bocor.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Mar 2018, 16:05 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 16:05 WIB
Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu
Kepala Satpol PP DKI, Yani Wahyu. (Liputan6.com/Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu berkomentar soal surat edaran penutupan Alexis yang dibuatnya dan kini dipermasalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran bocor.

Yani membenarkan adanya surat itu. Dia mengatakan surat edaran tersebut dibuat sesuai dengan prosedur.

"Terkait dengan Alexis, SKPD pembina kan Parbud, kemudian maju ke PTSP, kemudian Satpol PP. Itu tahapannya. Tinggal menunggu. Kita tinggal menunggu saja, sesuai dengan amanat yang tertuang di dalam pergub," kata Yani di Balai Kota Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Ia mengaku sedang sakit gigi, sehingga kemarin tidak mampu menjawab konfirmasi dari awak media terkait kebenaran surat edaran yang beredar. Media lantas mengonfirmasi ke Wakil Kasatpol PP Hidayatullah hingga berujung sanksi dari Anies.

"Ya, sakit gigi saya," ucap Yani.

Meski Anies menyebut tidak ada rahasia pada surat edaran terkait Alexis itu, Yani menilai anak buahnya, yakni Hidayatullah, tetap pantas untuk didisiplinkan. Sebab, dia berani bicara pada media tanpa komando darinya.

"Sebagai pimpinan, melihat kondisi seperti itu ya saya harus melakukan tindakan, dong. Ya saya melihat kemarin di luar komando, dong. Kan yang jadi pimpinan saya. Saya tidak ada perintah kepada siapa pun," kata Yani.

"Saya komandonya, saya pemegang komandonya," ucap Yani.

 

Anies Berang

Sebelumnya, Anies sempat geram lantaran surat edaran itu bocor sebelum eksekusi dilakukan. Namun, Anies menyebut batalnya eksekusi Alexis kemarin bukan disebabkan surat edaran yang telanjur bocor.

"Memang belum ada perintah dari saya. Belum ada perintah dari saya dan saya tidak mau eksekusi dengan cara-cara yang seperti itu. Kita ini menertibkan, bukan show a force," kata Anies di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Jumat (23/3/2018).

Anies menyebut alasan ditundanya penutupan tempat hiburan malam itu lantaran belum ada perintah darinya dan karena jumlah 325 personel yang diturunkan terlalu banyak layaknya perang.

"Itu cara kuno, cara salah, saya akan tertibkan dengan cara yang benar. Saya akan disiplinkan," ujar Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya