2 Tips Memilih Calon Pemimpin di Pilkada ala Ketua KPK

Menurut Ketua KPK, calon kepala daerah yang terlibat politik uang rentan mencuri dan merampok uang rakyat.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 01 Apr 2018, 12:22 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 12:22 WIB
Kasus Suap RSUD Damahuri, KPK Tetapkan Bupati Hulu Sungai Tengah Tersangka
Ketua KPK Agus Rahardjo memberi keterangan terkait hasil OTT di gedung KPK, Jakarta, Jumat (5/1). Dalam kasus ini, pihak yang diduga sebagai penerima uang suap adalah Abdul Latif, Abdul Basit, dan Fauzan Rifani. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo berharap agar masyarakat dapat memilih calon pemimpin di Pilkada serekat 2018 yang berpotensi terjerat kasus korupsi.

Menurut dia, ada dua cara untuk mengetahui apakah calon kepala daerah yang akan dipilih berpotensi korup atau tidak. Tips pertama, kata Agus, yaitu dengan melihat track record atau rekam jejak calon kepala daerah tersebut, terutama masa lalu tentang kejujurannya.

"Kalau dulunya dia pejabat, lihat bagaimana dulu menjabat. Jujur atau tidak," ucap Agus saat menghadiri Musyawarah Besar Alumni Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Demangan, Bangkalan, Jawa timur, Sabtu, 31 Maret 2018.

Selain soal rekam jejak, Ketua KPK meminta masyarakat Bangkalan tidak memilih calon kepala daerah yang pernah terlibat politik uang selama menjalani proses Pilkada. Menurut Agus, calon yang terlibat politik uang rentan mencuri dan merampok uang rakyat.

"Ngasihnya dikit, tapi mereka akan merampok uang kita, yang dikelola negara, salah satu dengan meminta fee proyek," ujar dia.

Minta Petunjuk Ilahi

KPK - PPATK Perkuat Kerja Sama Berantas Korupsi
Ketua KPK Agus Rahardjo (tengah) bersama Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin (kanan) dan Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (6/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tips kedua, kata Agus, yaitu dengan meminta petunjuk Yang Maha Kuasa agar tak salah memilih pemimpin. Salah cara bisa dengan memperbanyak membaca selawat.

"Teman-teman di Situbondo melakukan itu (membaca salawat), agar mendapat hidayah dalam memilih calon pemimpin," ungkap dia.

Agus menegaskan, dua tips yang disampaikannya tidak bermuatan politis. Apalagi untuk mendukung kandidat tertentu. Dia mengaku hanya ingin warga Bangkalan tidak memilih calon yang berpotensi merampok uang negara saat menjabat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya