Liputan6.com, Jakarta Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romi hanya terlalu percaya diri menyebut Partai Demokrat akan mendukung Joko Widodo atau Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Dia mengakui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY memang bertemu dengan Romi saat berkampanye Pilkada Jawa Timur.
Baca Juga
"Disampaikan di atas dan salah satunya bertemu dengan Romi Ketum PPP, terus ngobrol. Romi nafsirin sendiri, kegedean dia, itu nafsu tunggal sendiri," kata Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
Advertisement
Dia menjelaskan, SBY tidak menyebut hal itu saat pertemuan keduanya. Posisi dukungan Partai Demokrat, masih sama seperti halnya hasil Rapimnas beberapa waktu lalu, yaitu baru mengambil sikap setelah gelaran Pilkada 2018.
Apalagi untuk koalisi, Hinca mengatakan setiap partai politik atau parpol harus memiliki kesamaan visi dan misi.
"Saya sudah komunikasi dengan ketua umum. Posisi kami yang ada saat Rapimnas, belum ada koreksi terhadap posisi itu," kata Sekjen Demokrat ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kronologi Pertemuan Romi dan SBY
Sementara itu, Ketua Umum PPP Romahurmuziy menjelaskan, sinyal Demokrat akan merapat ke Jokowi ketika dia satu panggung dalam kampanye akbar Khofifah-Emil di Jawa Timur, Minggu 1 April 2018. Saat itu dia dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono intens berbincang dari hal ringan hingga serius.
"Beliau menyampaikan secara tegas belum, tapi dari pembicaraan selanjutnya yang saya tak bisa ungkapkan saya tangkap sinyal yang kuat bahwa SBY Demokrat mengusung Pak Jokowi karena ada pekerjaan rumah yang beliau apresiasi," ujar Romi di Jember, Jawa Timur, Kamis 5 April 2018.
Dalam perbincangan itu, Romi menanyakan pula soal pertemuan dengan PAN dan PKB membahas poros ketiga. Namun, SBY membantah ada pertemuan tersebut.
"Saya menanyakan apakah ada rencana bentuk poros ketiga, dan Pak SBY mengatakan sama siapa? Ya sama PAN dan PKB yang belum menentukan sikap. Dan beliau menjawab tidak pernah ada komunikasi dengan pak Zul dan Cak Imin dengan beliau soal poros ketiga," ucapnya.
Lalu, Romi menayakan apakah mantan Panglima TNI (purn) Jenderal Gatot Nurmantyo pernah ada komunikasi dengan SBY. Hal itu pun dibantah lagi. Karenanya, Romi dengan jelas melihat sinyal Demokrat dapat merapat ke koalisi Jokowi.
"Ketiga apakah ada komunikasi dengan Gatot beliau jawab sekali lagi tidak pernah ada. Itu kan mengapa saya pastikan poros ketiga tidak ada karena aktor bentuk komunikasinya saja tidak ada sampai saat ini," jelasnya.
Terkait pertemuan intens Jokowi dengan SBY, Romi menuturkan tidak tahu persis apakah terjadi belakangan ini. Namun, dia menyebutkan pertemuan itu pernah terjadi Desember lalu, kala mendekati pendaftaran Pilkada. Namun dia dengan yakin pertemuan itu ada karena mendengar pernyataan SBY.
"Akhir-akhir ini saya tidak tahu tapi saya menangkap hal ini sebagai cairnya hubungan dan komunikasi dengan SBY secara tegas kemarin sampaikan bahwa saya kan setiap saat bisa bertemu dengan Pak Jokowi, setiap saya mudah bertemu dengan Pak Jokowi," Romi menandaskan.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement