Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, masih dirawat di RS Polri Kramatjati.
Dalam foto yang diterima Liputan6.com, tampak Bripka Iwan tengah duduk di atas tempat tidurnya. Dengan mengenakan baju garis hitam putih, dia menyambut kedatangan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Dua perban menempel di wajah Bripka Iwan. Perban panjang menempel di seluruh batang hidungnya dan menempel pada pelipis.
Advertisement
Tak hanya itu, bekas jahitan juga terlihat di kepala Bripka Iwan. Dokter pun harus mencukur sedikit rambutnya agar dapat merawat luka di kepalanya.
Selain luka, Bripka Iwan juga masih perlu pendampingan konseling. Sebab, ia mengalami trauma akibat penyanderaan oleh narapidana teroris.
"Perlu pendampingan konseling masalah trauma healing untuk kembali ke kondisi semula," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Sebelumnya, menurut Setyo, Bripka Iwan Sarjana dibebaskan narapidana teroris di mako Brimob pukul 00.00 WIB, Kamis (10/5/2018). Saat itu napi teroris meminta makanan pada pihak polisi.
"Mereka minta makanan, kita bujuk untuk mau membebaskan dulu," ujar dia.
Tetap Semangat Berantas Teroris
Sementara, Bambang Soesatyo yang menjenguk Bripka Iwan, prihatin akan kekejaman sejumlah terpidana teroris yang melakukan penyanderaan di rumah tahanan Mako Brimob. Dia juga mendoakan agar Bripka Iwan Sarjana segera sembuh dan pulih.
"Saya bangga dan terharu, Bripka Iwan walaupun masih penuh luka ditubuhnya tetap semangat dan tegas mengatakan siap bertugas kembali melawan teroris yang mengancam NKRI," ujar Bamsoet saat menjenguk Bripka Iwan Sarjana di RS Bhayangkara R Said Sukanto, Jakarta, Sabtu (12/05/18)..
Dia mendoakan Bripka Iwan bisa segera sembuh dan kembali bertugas menjaga kedaulatan NKRI. Sebagai sandera hidup, Bripka Iwan dan rekan-rekannya yang gugur di medan tugas telah menjadi simbol perlawanan negara terhadap tindakan brutal terorisme.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini meminta semua pihak selalu siaga terhadap bahaya laten terorisme. Aksi-aksi terorisme tidak boleh terjadi kembali. Jangan sampai kedamaian di Indonesia luluh lantah akibat ulah sekelompok orang yang tak bermoral.
"Saya tidak ingin aksi terorisme terulang kembali. Karena itu, jangan sekali-kali meremehkan pergerakan terorisme. Kita harus senantiasa siap siaga. Polri dan aparat hukum serta jajaran pemerintahan harus memperhatikan dengan saksama," papar Bamsoet.
Politikus Partai Golkar ini juga meminta pemerintah segera melakukan proses redikalisasi terhadap para narapidana terorisme. Tak lupa juga dengan memperkuat pemahaman kebangsaan melalui semangat cinta Tanah Air.
"Para narapidana terorisme yang sudah dipindahkan ke Nusakambangan, harus diredikalisasi secepat mungkin. Harus dikembalikan ke jalur yang benar, supaya mereka tidak salah lagi dalam mengimplementasikan semangat juang baik dalam beragama maupun berbangsa dan bernegara,” tutur Bamsoet.
Bamsoet juga meminta doa restu masyarakat agar Polri dapat senantiasa menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Karena menghadapi berbagai potensi bahaya terorisme, perlu dukungan dari seluruh elemen bangsa.
Advertisement