Liputan6.com, Jakarta - Acara buka puasa bersama digelar di Gereja Katedral Jakarta, Jakarta Pusat. Ratusan warga baik personal maupun perwakilan sejumlah anggota komunitas hadir meramaikan kegiatan yang mengusung tema "Menguatkan Toleransi, Persaudaraan, dan Solidaritas Kemanusiaan" itu.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (1/6/2018), sejak pukul 16.00 WIB sore, satu per satu peserta buka puasa bersama merapat ke Aula Gereja Katedral. Tampak tamu yang hadir disapa putri Presiden Keempat RI Abdurahman Wahid, Alissa Wahid.
Di dalam aula, acara buka puasa bersama dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stansa. Setelahnya, sedikit perkenalan dari sejumlah komunitas yang hadir. Di antaranya perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Nahdlatul Ulama (NU).
Advertisement
Agenda selanjutnya cukup mengundang tawa para peserta buka puasa bersama yang hadir. Pasalnya, mereka ditampilkan sejumlah video anak-anak dari berbagai belahan dunia yang diajarkan membaca dan mengucap Pancasila.
Kepolosan dan logat para bocah yang berusaha mengucap Pancasila membuat gemas. Mulai dari yang lancar, terbata-bata, sampai yang merengek menyerah menyelesaikan sila kelima lantaran malu.
Usai pemutaran video, Pastor Gereja Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko, langsung mengajak seluruh peserta buka puasa bersama untuk melihat interior dari Gereja Katedral layaknya study tour. Mulai dari sejarah, besar kapasitas, makna ukiran dan lukisan, semua dipaparkan.
"Ini idenya Bung Karno (lokasi Gereja Katedral). Di seberang ada Masjid Istiqlal. Dia ingin masjid nasional berhadap-hadapan, menggambarkan Indonesia ini adalah harmoni. Sering tamu negara menyeberang jalan kali dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral dan sebaliknya," tutur Hani.
Ketua panitia buka puasa bersama sekaligus Inisiator Komunitas Kerja Bakti Demi Negeri, Alissa Wahid menyampaikan, pihaknya sengaja memilih Gereja Katedral untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Terkait Erat Bom Surabaya
Diawali dari permasalahan kebencian yang dinilai Alissa begitu banyak di Indonesia hingga sikap mengkotak-kotakkan golongan tertentu. Sampai kepada peristiwa bom yang terjadi di tiga gereja Surabaya.
"Lalu kita bikin acara. Di katedral, kenapa? Karena katedral terkait erat dengan bom Surabaya," kata Alissa.
Dia berharap, acara yang dihadiri oleh berbagai golongan baik agama dan suku itu dapat sedikit menyembuhkan luka atas berbagai insiden aksi teror yang belakangan ini mencuat.
"Karena itu kami ingin di acara kumpul-kumpul ini bisa mengobati sedikit saja, yang menurut kita bisa menguatkan kembali semangat kebersamaan ini. Kita pilih harinya tanggal 1 Juni bukan khusus pilihan kita, ternyata kuasa Tuhan kita pilih hari ini dan lokasi di sini. Yang jelas acara ini jadi bukti Pancasila itu hidup dan hadir di hati rakyat Indonesia," ujar dia.
Usai berkeliling Gereja Katedral Jakarta, peserta buka puasa kembali ke aula dan menikmati santapan berbuka puasa. Tentunya semua dengan khidmat menunggu azan maghrib berkumandang.
"Ntar kalau mas-mas nggak kebagian takjil, harap maklum karena persiapan kita dadakan. Kelompok-kelompok di sini tidak mau kalah dengan kelompok-kelompok yang menyebarkan kebencian. Sekarang saatnya kita bertindak lebih, mengabdi, bekerja, demi negeri," Alissa menandaskan.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini:
Advertisement