Liputan6.com, Riau - Rektor Universitas Riau (Unri) mengaku kecolongan dengan kejadian masuknya tiga terduga teroris yang merupakan alumnus kampus tersebut. Atas kejadian ini, pengamanan kampus akan ditingkatkan.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (4/6/2018), Sabtu sore, 2 Mei 2018, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris alumni Unri di Gedung Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri. Dari penggeledahan, ditemukan empat bom siap ledak.
Baca Juga
Polda Riau memastikan ketiganya terkait jaringan teroris JAD. Jenis bom punya kesamaan dengan bom Surabaya.
Advertisement
Rektor Universitas Airlangga menanggapi informasi yang beredar di media sosial terkait tujuh Universitas Negeri yang diduga terpapar paham radikalisme.
"Tentu kami sangat tidak nyaman dengan tuduhan itu dikaitkan dengan perguruan tinggi. Kita inginkan klarifikasi dari pihak terkait sesuai dengan pernyataan itu," terang Rektor Unair Surabaya Muhammad Nasih.
Menristek Dikti Muhammad Nasir menegaskan, dugaan adanya kampus universitas negeri yang terpapar paham radikalisme bukan cerita baru.
"Sekarang saya berkolaborasi dengan BNPT supaya dilakukan pencegahan. Karena yang terjadi di Riau akan memunculkan jaringan-jaringan baru," kata Menristek Dikiti M Nasir.
Kini pemantauan atas dosen dan mahasiswa diintensifkan, termasuk akun media sosialnya.