Liputan6.com, Jakarta - Libur Lebaran 1439 Hijriah diwarnai berita duka. Kali ini datang dari para penumpang Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin sore, 18 Juni 2018.
Rencana untuk mengisi libur panjang Lebaran bersama keluarga dengan mendatangi Pulau Samosir, tiba-tiba dihadang oleh ombak besar hingga menyebabkan kapal oleng dan akhirnya tenggelam di telan amukan gelombang.
Dugaan sementara, penyebab karamnya kapal akibat kelebihan muatan, ditambah saat itu kondisi cuaca sangat buruk.
Advertisement
Hingga kini jumlah penumpang KM Sinar Bangun masih simpang siur. Namun, berdasarkan Kabag Pensat Divhumas Mabes Polri Kombes Pol Yusri Yunus, ada sekitar 178 orang yang merasa telah kehilangan keluarganya dan melapor ke posko pengaduan.
Berikut ini fakta-fakta seputar tragedi di Danau Toba yang membawa duka mendalam bagi keluarga korban:
Penumpang Selamat dan Tewas
Dari insiden Kapal KM Sinar Bangun tenggelam, Senin sore, 17 Juni 2018, hingga hari ini, Tim Gabungan Basarnas, Marinir, dan kepolisian telah berhasil menyelamatkan 18 penumpang.
Saat ini korban kapal tenggalam yang selamat dibawa ke Puskesmasmas Sipintuangin.
Sedangkan korban tewas tercatat ada tiga orang. Salah satu jasad ditemukan terdampar di Pesisir Desa Tambun Raya Simalungun.
Untuk keperluan identifikasi, korban dibawa ke Rumah Sakit Tuan Ronda Haim Purba di Kecamatan Raya.
Advertisement
Data Penumpang Simpang Siur
Sebelumnya, sempat dikabarkan jumlah penumpang kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba ada 80 orang.
Namun, belakangan kapal kayu yang berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Tigaras Parapat, Kabupaten Simalungun itu membawa lebih dari 100 penumpang.
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Kabag Pensat Divhumas Mabes Polri Kombes Pol Yusri Yunus, bahwa kapal tersebut ternyata tak mempunyai manifes. Untuk mengetahui berapa jumlah penumpang, sebuah posko dibuka untuk mendata para korban berdasarkan laporan masyarakat.
Hasilnya ada sekitar 178 penumpang sementara yang berhasil dihimpun dari Posko SAT KM Sinar Bangun dan sudah diklarifikasi dengan data Posko Simanindo atas laporan masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya.
Cerita Sedih Keluarga
Kesimpangsiuran data penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, sebuah tim khusus rencananya akan dibentuk. Untuk memudahkan pendataan dan pencarian, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebutkan telah membentuk lima Tim SAR Gabungan.
Masing-masing tim bertugas mendaftar nama-nama para penumpang, mencari korban yang hilang, meneliti penyebab kecelakaan, dan menangani korban selamat maupun meninggal.
Sementara itu, keresahan kini tengah menyelimuti para keluatrga korban KM Sinar Bangun yang tenggelam.
Hingga kini mereka masih memastikan nasib anggota keluarganya. Surgianti salah satunya. Dia terus meratapi kesedihannya setelah mendengar kabar anaknya menjadi penumpang kapal kayu yang karam di peraian Danau Toba.
Para kerabat yang mencoba melipur lara hatinya, tak mampu meredam rasa dukanya. Surgianti terus memanggil-manggil nama putrinya Tami Meilani.
Surgianti menuturkan, anaknya pergi ke Pulau Samosir sedianya hendak mengisi liburan bersama lima temannya dengan menggunakan sepeda motor.
"Lagi main motor katanya keliling-keliling, sampai sekarang belum pulang," kata Tami Meilani Surgianti, sang ibu
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Advertisement
Lokasi Kapal Tenggelam dan Kondisi Cuaca
KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba tengah dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir, menuju Tigaras Parapat, Kabupaten Simalungun.
Sekitar 50 meter sebelum sampai di Pelabuhan Tigaras, kapal kayu yang membawa ratusan penumpang itu pun karam.
Saat tragedi itu terjadi, kondisi cuaca sedang dalam keadaan tak bersahabat. Baik ombak maupun angin di Danau Toba terbilang sangat ekstrem.
Bahkan, saat sore hari suasana di Danau Toba tertutup kabut.