Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengaku heran laman atau situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) diretas pada saat penghitungan hasil Pilkada 2018. Padahal, kata dia, DPR telah memberikan anggaran yang besar pada komisi pimpinan Arief Budiman itu.
"Kita sudah memberikan anggaran besar dan luar biasa kepada KPU tapi situsnya masih bisa diretas. Saya tidak tahu apa yang terjadi di sana," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 5 Juli 2018.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini pun mulai mendorong Komisi I, II dan III DPR untuk menyelidiki lebih lanjut terkait peretasan laman tersebut. Tak hanya itu, dia juga meminta KPU membangun sistem IT yang lebih baik dan canggih untuk mencegah peretasan tersebut.Â
Advertisement
"Kita mendorong konisi II agar meminta KPU agar lebih canggih membangun sistem IT nya. Sehingga tidak bisa dijebol. Lihat BI dan bank-bank lain kan enggak bisa dijebol walaupun ada tapi kecillah. Ada upaya tapi inikan berhasil," ujar Bambang.
"Harusnya pembuatnya itu harus yang sudah berpengalaman diuji kemampuannya," lanjut dia.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Pengaruhi Hasil Penghitungan
Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat diretas oleh hacker saat mulai perhitungan real count hasil Pilkada Serentak berbasis formulir C1 milik KPU. Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi angkat bicara terkait peristiwa itu.
Dia menjamin aksi peretasan situs KPU tersebut tidak akan mempengaruhi hasil akhir Pilkada serentak.
"Sebenarnya mau di-hack gimana pun juga enggak akan pengaruhi hasil akhir. Enggak ada pengaruh sama real count," ungkap Pramono, di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis 28 Juni 2018.
Reporter:Â Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement