Ketum Muhammadiyah: Masjid Harus Jadi Pusat Pendewasaan politik

Muhammadiyah dan DMI akan berbagi peran dalam membangun masjid.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Jul 2018, 02:17 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 02:17 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan masjid jangan digunakan untuk kepentingan politik praktis. Menurut dia, dakwah politik di wilayah masjid bertujuan mencerahkan demi kemaslahatan umat.

"Masjid memang dijadikan wahana semua orang untuk keragamaannya, jadikan masjid pusat kecerdasaan, pendewasaan politik, tapi Muhamadiyah paling depan untuk tidak menjadikan masjid sebagai sarana politik praktis," tegas Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2018).

Haedar menekankan tujuan politik ada di dalam masjid sejatinya bukan untuk mengarahkan pilihan terhadap sosok tertentu. Kegiatan itu harus diarahkan membangun kesadaran umat.

"Ini menjadi penting agar warga yang tidak tahu politik, jadi melek politik, sadar punya keadaban politik, masjid menjadi pusat pendidikan politik, mencerdaskan politik moral," Haedar menandasi.

Pemberdayaan

 

Senada dengan Muhammadiyah, Wakil Ketua Umum Dewan Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin mengatakan, prinsipnya masjid adalah tempat pemberdayaan umat. Karenanya, DMI siap memfasilitasi dan menyiapkan segala sarana guna mencerdaskan umat.

"Jadi banyak pilihan, DMI mengurusi dan memfasilitasi, menyiapkan sarana mencerdaskan membangun Islam, dan bangsa supaya bisa damai," ujar jenderal bintang tiga ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya