Demokrat: Proses Pendaftaran Caleg Demokrat Menguras Tenaga SBY

Hinca mengatakan proses legitimasi bakal caleg di Partai Demokrat cukup melelahkan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 19 Jul 2018, 08:49 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 08:49 WIB
Sekjen Partai Demokrat Temui Pimpinan KPK
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan berada di dalam gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/3). Hinca Panjaitan bertemu dengan petinggi KPK untuk membahas pencegahan dan pemberantasan korupsi , khususnya di internal parpol. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menjelaskan bagaimana proses legitimasi bakal caleg di tubuh partainya, hingga sampai ke meja Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurut dia, semua dokumen harus ditandatangani Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dirinya selaku Sekretaris Jenderal.

"Bahwa proses pencalonan caleg kita itu menurut PKPU harus ditandatangani oleh Sekjen dan Ketum, maka semua berkas kami ditandatangani oleh saya sendiri Sekjen dan Pak SBY," kata Hinca di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu,18 Juli 2018.

Karenanya, Hinca mengaku wajar bila proses tersebut menguras banyak tenaga. Terlebih, sampai mengharuskan sang ketua umum menjalani perawatan di rumah sakit lantaran menandatangani 574 nama bakal caleg diusung.

"Jadi semuanya ditandatangi oleh pak SBY di ruangan dia dirawat. Tadi saya ditelpon oleh Pak Hasyim Asyari (Komisioner KPU) bahwa dia respect dengan Pak SBY sebagai ketua umum partai, beliau tahu betul tugasnya, dan tetap ditandatangi semua. Semua ditandatangani beliau sesudah saya tandatangani," tutur Hinca bercerita.

Karenanya, lanjut Hinca, barulah sekira pukul 10 malam dokumen tersebut rampung dan dibawa ke KPU untuk didaftarkan.

"Jadi sebelum tutup buku kira-kira pukul 23.30 WIB, semua dokumen kami dinyatakan memenuhi syarat oleh KPU, jadi biar clear ya semuanya ditandatangani," Hinca menandasi.

 

SBY Kelelahan

Temui SBY, Bawaslu Sosialisasi Pengawasan Calon Peserta Pileg dan Pilpres
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu Bawaslu di kediaman SBY di Jakarta, Selasa (10/7). Kunjungan Bawaslu untuk sosialisasi pengawasan pencalonan Pileg dan Pilpres. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menegaskan SBY dirawat di rumah sakit bukan karena stres saat proses pencalegan.

Menurut dia, SBY hanya sedang kelelahan usai menghadiri acara di Jawa Timur.

Enggaklah, Pak SBY dalam kondisi yang happy, senang, bahagia karena Partai Demokrat juga berhasil kemarin mendaftarkan caleg-calegnya penuh tidak kurang, sehingga tidak ada beban politik atau apa pun yang membuat beliau harus stres, tapi murni kecapekan, kelelahan, setelah dari Jawa Timur," ungkapnya.

Sementara itu, pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tetap akan dilaksanakan usai SBY keluar dari rumah sakit.

"Jadi tadi kami konfirmasi kalau pertemuan akan tetap dilaksanakan selepas beliau keluar dari rumah sakit, mungkin dua tiga hari ke depan," ucapnya.

Setelah keluar dari rumah sakit, kata Ferdinand, SBY dan Prabowo akan menjadwalkan ulang pertemuan tersebut.

"Jadi memang akan tertunda mungkin dua tiga hari ke depan ya, melihat kondisi Pak SBY kita perkirakan dua tiga hari ke depan masih harus istirahat. Setelah itu baru kita akan lakukan jadwal kembali untuk pertemuan Pak SBY dengan Prabowo," kata Ferdinand.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya