Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menyatakan kepala lapas atau kalapas merupakan penentu kamar yang akan dihuni oleh para narapidana kasus korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Dia menyebut penentuan kamar tersebut berdasarkan ketersediaan yang ada dan seharusnya tanpa ada pertimbangan lain.
"Itu kalapas yang menentukan dengan jajarannya, mana yang kosong mana yang tidak kosong. Mereka yang menentukan," kata Yasonna dalam program Mata Najwa, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Baca Juga
Dia mengakui adanya mobil yang membawa perlengkapan barang ke Lapas Sukamiskin merupakan persoalan yang tengah dihadapi saat ini. Yasonna juga menyebut peristiwa tersebut merupakan bentuk tamparan bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Advertisement
Setelah terbongkarnya praktik pemberian fasilitas istimewa kepada narapidana, pihaknya langsung melakukan sidak di Lapas Sukamiskin. Dia meminta seluruh ruangan terus dibenahi, sehingga semua fasilitas mewah dapat langsung diamankan.
"Agar tidak terjadi seperti itu, jadi satu orang satu sel tidak ada ruang kerja itu udah diterapkan. Jadi malam ini kita mencari semua yang memiliki kemampuan dan integritas untuk mencari kakanwil untuk Jabar, siapa kalapas untuk Sukamiskin, di antara lima orang yang dicalonkan kepada saya," ucap Menkumham.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Seharga Apartemen
Sebelumnya, tertangkapnya Kepala Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Wahid Husen, menguak langgengnya jual beli sel sebagai "kamar hotel". Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, tarif sel mewah berkisar Rp 200-500 juta.
Harga sel mewah di Lapas Sukamiskin tersebut belum termasuk penambahan fasilitas seperti pendingin udara, pemanas air, lemari es, oven, rak buku, dan lain sebagainya.
Advertisement