Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini menilai sudah saatnya bencana gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ditetapkan sebagai bencana nasional. Sebab, jumlah korban sudah mencapai lebih dari 600 jiwa.
"Apalagi yang meninggal itu udah di atas 600 kan. Lombok itu baru cuma 400 nggak nyampe 500. Tapi itu pun macem keberatan diatasi sendiri pun tak bisa," kata Jazuli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/10).
"Saya dari Ketua Fraksi PKS dan anggota Komisi I mengusulkan itu gempa Palu dan Donggala menjadi bencana nasional. Hal ini agar teratasi persoalan yang menimpa saudara kita," sambungnya.
Advertisement
Menurutnya, penetapan bencana nasional akan membuat penanganan lebih cepat karena akan terbuka bantuan dari luar Indonesia masuk ke wilayah bencana. Karena ia menilai Indonesia memerlukan bantuan dari pihak luar.
"Kalau kita enggak mampu kenapa harus malu? kita juga biasa membantu kok negara lain kena musibah yang engga mampu, ini kan konsekuensi berhubungan dan bekerja sama dengan negara-negara lain di dunia ini," ungkapnya.
Jazuli mengatakan, saat ini kondisi Palu dan Donggala sangat membutuhkan bantuan secara cepat. Ia pun menuntut Pemerintah bekerja cepat dalam mengoordinasikan bantuan baik ditingkat daerah maupun pusat.
"Ini saling berkait, pemerintah pusat. Kalau dibebankan ke daerah enggak mungkin bisa teratasi, pusat juga kalau jalan sendiri ya enggak akan efektif cara kerjanya. Yang penting melakukan koordinasi yang secepatnya di tengah keterbatasan yang ada," ucapnya.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Â
Â
Â
Sandi Ajak Warga Bantu Palu
Hal senada diungkapkan Cawapres Sandiaga Uno. Dia menilai bencana gempa bumi dan tsunami Palu dan Donggala layak ditetapkan sebagai bencana nasional. Salah satu alasannya karena berbagai kesulitan yang dialami para relawan maupun aparat di lapangan.
Hal ini disampaikan Sandi usai bertemu pengurus Dompet Dhuafa di Philantrophy Building, Jalan Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018). Sandi mengatakan para pengurus Dompet Dhuafa juga mendukung bencana di Palu dan Donggala ditetapkan sebagai bencana nasional.
"Tadi ada dukungan dari teman-teman menyatakan bahwa apakah ini bencana nasional atau tidak. Rekomendasi dari mas Bambang (Widjojanto, Dewan Pembina Dompet Dhuafa ) dan Pak Imam (Rulyawan, Direktur Program Dompet Dhuafa) juga teman-teman semua di sini bahwa ini layak untuk bisa diumumkan sebagai bencana nasional," jelasnya.
"Karena banyak sekali kesulitan di lapangan yang dihadapi oleh teman-teman pegiat. Termasuk juga penjarahan. Katanya sekarang ini ada beberapa kejadian yang perlu penanganan yang secara komprehensif dan itu dibutuhkan status sebagai bencana nasional," lanjutnya.
Sandiaga juga mengajak semua pihak ikut membantu korban gempa dan tsunami dengan menyisihkan gajinya. Ia pun memberikan endorsement agar warga ikut bersatu dan bergotong royong membantu korban melalui program Loves (Love Sulawesi) yang diluncurkan Dompet Dhuafa.
"Love Sulawesi enterprenuer yang akan kita dorong untuk kebetulan ini juga banyak yang baru gajian, jadi masih tanggal muda, bisa menyisihkan sebagian untuk ikut dalam kegiatan crowdfunding. Kita membawa berkah, untuk rekan-rekan di Sulawesi Tengah. Saya akan menjadi first endorser dan ikut berpartisipasi dalam crowdfunding," jelasnya.
Dewan Pembina Dompet Dhuafa Bambang Widjojanto menyampaikan bencana di Palu dan Donggala sama beratnya dengan yang dihadapi saat tsunami melanda Aceh pada 2004 silam. Dompet Dhuafa beserta lembaga lain telah siap di lapangan untuk fokus pada bantuan penyelamatan dalam tujuh hari ke depan.
"Supaya sebanyak mungkin masyarakat korban yang hari ini berada dalam runtuhan bisa kita selamatkan," ujarnya.
Selain bantuan penyelematan, mantan komisioner KPK ini mengatakan pihaknya juga akan fokus pada bantuan medis. Termasuk menyiapkan dapur umum.
"Kita menyelenggarakan Pscyhological First Aid," tambahnya.
Â
Reporter: Hari Ariyanti, Sania Mashabi.
Â
Advertisement