Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta aparatur sipil negara (ASN) mengetahui manajemen krisis tentang bencana alam. Pemerintah di Sulawesi Tengah kehilangan kendali usai gempa dan tsunami Donggala-Palu melanda.
Hal tersebut disampaikan JK ketika membuka acara pembekalan pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) tingkat I Angkatan XXXVIII, XXXIX dan XL tentang penguatan pemerintahan dan pembangunan berbasis kepemimpinan, kolaborasi di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (8/10/2018).
"Minggu lalu saya ke Palu melihat bencana. Semua yang memegang kendali tentara. Semua bantuan lewat Korem, satgas lewat Korem, yang mengatur tentara. Ke mana aparat sipil? Ke mana kantor Gubernur? Ke mana kantor Wali Kota? Tentu di samping itu mereka juga ada yang kena aparatnya. Tapi langsung kehilangan kendali pemerintahannya, di samping mungkin juga karena ada sebab-sebab khusus," kata JK.Â
Advertisement
JK mengatakan, terputusnya jaringan komunikasi memang menyulitkan Pemprov Palu untuk mendistribusikan bantuan. Tetapi, para ASN harus mengetahui penanganan dan pola kepemimpinan itu harus dipelajari pemerintah daerah.
"Tapi kenapa tentara bisa, karena dia punya hierarki yang kuat. Tentu ini jadi pertanyaan karena kalau keadaan kritis, mestinya yang dibutuhkan pemerintah," papar JK.
Dia mengatakan, tidak mudah bagi publik untuk memiliki manajemen krisis setanggap prajurit TNI. Karena menurut dia, prajurit TNI sejak awal telah dididik dengan disiplin tinggi dan mereka didatangkan dari luar lokasi bencana.
"Kita harus beri pelajaran tentang manajemen krisis. Apa yang terjadi, apa yang harus diperbuat, leadership apa yang dibutuhkan dalam kondisi krisis seperti itu. Memang gubernurnya ada, tapi memang sulit memerintah karena kehilangan sistem," imbuh JK.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
1.948 Meninggal
Sebanyak 1.948 orang meninggal dunia karena gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, jumlah ini berdasarkan data yang masuk ke BNPB hingga Senin siang tadi.
"Setiap jam kami mendapatkan data. Tadi saya mendapat kabar ada korban lagi empat. Jadi semua 1.948," ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (8/10/2018).
Menurut dia, dari 1.948 korban meninggal, sebanyak 855 orang sudah dimakamkan secara massal. Sedangkan sisanya sudah ada yang diambil oleh pihak keluarganya masing-masing.
Dia mengatakan, jumlah korban gempa Palu dan Donggala tersebut masih sangat dinamis, kemungkinan masih terus bertambah. Sebab, hingga kini pihaknya masih melakukan proses pencarian dan pendataan.
Â
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement