Liputan6.com, Jakarta - Tsunami menyapu habis sepanjang pinggiran Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018. Kala itu, festival tahunan Palu Nomoni digelar di sana dan banyak menarik pengunjung untuk datang.
Banyak panggung didirikan di sepanjang pantai dengan jarak masing-masing sekitar 200 meter. Anak-anak riang gembira menyaksikan kesenian budaya yang dipentaskan.
Advertisement
Pemerintah Kota Palu pun menyiagakan tim gabungan sebagai satgas pengamanan festival Palu Nomoni. Salah satunya petugas pemadam kebakaran (Damkar) bernama Rizki.
Advertisement
Pada Jumat petang nahas itu, Rizki bersama 10 rekannya disebar di sepanjang Pantai Talise. Lalu lintas semakin padat dan rapatnya kendaraan bahkan menyulitkan gerak pengunjung lalu lalang menikmati festival.
Mendadak gempa keras terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Warga Palu yang sudah terbiasa merasakan goncangan tanah mengabaikan pertanda itu.
"Air belum terlihat langsung naik. Masih biasa-biasa saja. Warga juga masih asyik saja," tutur Rizki saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (15/10/2018).
Hampir masuk waktu Magrib, terlihat debit air mendadak naik dengan cepat melewati garis pantai. Pertanda itu membuat Rizki meminta masyarakat segera sadar dengan perubahan alam dan mengimbau menjauhi laut.
"Air sudah tinggi, tetapi mereka masih diam saja bertahan di tempat festival," keluh dia.
Benar saja, gempa dengan magnitudo 7,4 terjadi. Sirine peringatan tsunami di Pangkalan TNI AL pun menyala. Dari sejumlah alat pendeteksi tsunami di Kota Palu, itu satu-satunya yang berfungsi.
"Lari semua. Tsunami, Bu lari," ulang Rizki sambil mengingat kembali peristiwa mengerikan itu.
Beberapa warga pun berlari sambil mengucapkan rasa sesalnya tidak mendengarkan peringatan Rizki saat air naik sedari awal. Mereka bergegas menuju bukit tertinggi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
5 Kilometer Mencari Keluarga
Di atas bukit, Rizki kalut dengan perasaannya karena ingat anggota keluarganya. Tanpa pikir panjang, dia berjalan kaki sejauh 5 kilometer menuju kediamannya.
"Kuasa Tuhan, mereka semua selamat," kata dia.
Hingga kini Rizki masih terus berjibaku membantu pencarian korban jiwa akibat bencana gempa dan tsunami di Kota Palu. Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan telah masuk pada fokus penyaluran logistik dan penanganan trauma, dia siaga menerima laporan warga.
"Di pantai itu mobil rapat di jalanan. Warga yang lari dari tsunami kesulitan terhalang mobil-mobil. Seperti terjebak jadinya," ujar Rizki mengenang peristiwa mengharukan itu.
Â
Advertisement