Penjelasan Peneliti LAPAN Terkait Kondisi Cuaca saat Pesawat Lion Air Jatuh

Lapan menyatakan tidak ada gangguan arah angin di kawasan Laut Jawa saat pesawat Lion Air jatuh.

oleh Arie Nugraha diperbarui 29 Okt 2018, 14:28 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2018, 14:28 WIB
Yusron Fahmi/Liputan6.com
Basarnas melakukan penyelaman mencari korban Lion Air jatuh di Karawang (Twitter Sutopo)

Liputan6.com, Bandung - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Negara (LAPAN) menyatakan tidak ada gangguan arah angin di kawasan Laut Jawa saat insiden pesawat Lion Air jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Satu-satunya gangguan cuaca yang berdampak ke wilayah Indonesia umumnya, dan Laut Jawa pada khususnya adalah siklon tropis di Filipina.

Menurut anggota tim variabilitas iklim 2018 Pusat Sains dan Teknologi Atsmosfer (PSTA) LAPAN, Erma Yulihastin, siklon tropis di Filipina itu hanya berdampak terjadinya pembentukan awan hujan di Indonesia pada sepekan terakhir.

Sementara untuk arah angin, didominasi angin timuran dari Australia dan ada peralihan dengan adanya angin dari Asia yang masuk ke Laut Jawa.

"Kalau lihat dari kondisi di Laut Jawanya sendiri selama sepekan terakhir, itu masih dominan angin timuran atau angin musim kemarau. Sehingga memang seharusnya tidak terlalu banyak potensi cuaca ekstrem di laut yang disebabkan karena anginnya masih dominan angin timur seperti itu," kata Erma melalui telepon, Bandung, Senin (29/10/2018).

Erma menjelaskan, rekaman hasil prediksi dari Sadewa LAPAN pada pukul 06.00 WIB tadi, memperlihatkan kondisi angin pada ketinggian sekitar 1,5 kilometer per jam dengan kekuatan antara 1-2 meter per detik.

Sedangkan kondisi awan tebal tebal, kata Erma, pantuan satelit menunjukkan bahwa awan terkonsentrasi dari Utara Jakarta dan tidak tertangkap adanya awan badai dalam skala meso seperti Tornado, puting beliung, angin darat dan laut.

Erma menuturkan untuk mengetahui gangguan cuaca dalam secara rinci, dibutuhkan analisa terhadap cuaca dalam skala lokal. Dia menyebutkan hal itu untuk mengetahui potensi cuaca yang dapat membangkitkan tubulensi parah semisal wind brust (angin yang memotong jalur) atau down brust (angin cepat dari dari atas ke bawah).

"Diperlukan analisa secara lebih dalam untuk hal ini mengingat kondisi cuaca secara lokal, sehingga kemungkinannya dapat diketahui," ujar Erma.

 

Tak Ada Gangguan Cuaca

Puing-puing Pesawat Lion Air
Petugas memeriksa puing dari pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). (HO/NATIONAL DISASTER MITIGATION AGENCY/PERTAMINA HULU ENERGY / AFP)

Sedangkan Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), sebelumnya menyatakan tak ada gangguan cuaca saat pesawat Lion Air jatuh.

Pesawat Lion Air type B737 Max dengan nomor penerbangan JT 610 itu dilaporkan hilang kontak seikar pukul 06.33 WIB saat melakukan penerbangan dari Bandar Udara Soekarno - Hatta, Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang.

Pada saat ini proses evakuasi terhadap pesawat milik maskapai Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP yang dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E tengah berlangsung. Informasi yang tersiar, pesawat sempat meminta return to base sebelum beberapa saat usai hilang dari jangkauan radar.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya